Lihat ke Halaman Asli

Yogi Pratama

Universitas sebelas Maret

Menanggulangi Krisis Transportasi Publik: Solusi Menuju Mobilitas yang Lebih Baik

Diperbarui: 20 Januari 2025   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.beritasatu.com

Transportasi publik merupakan aspek vital dalam mobilitas masyarakat urban. Namun, di banyak kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta, Surabaya, dan Bandung, krisis transportasi publik semakin memperburuk kualitas hidup masyarakat. Salah satu penyebab utama krisis ini adalah keterbatasan infrastruktur yang tidak mampu mengimbangi pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk. Hal ini menyebabkan layanan transportasi publik menjadi terhambat, dengan frekuensi perjalanan yang terbatas dan kapasitas angkutan yang tidak memadai. Selain itu, kemacetan lalu lintas yang semakin parah turut memperburuk keadaan. Jalan-jalan yang sesak dengan kendaraan pribadi dan kurangnya alternatif transportasi membuat masyarakat enggan menggunakan transportasi umum, meskipun mereka tahu itu lebih ramah lingkungan dan hemat biaya. 

Keterjangkauan dan aksesibilitas juga menjadi faktor penting dalam krisis ini. Banyak wilayah di luar pusat kota yang sulit dijangkau oleh transportasi publik. Tarif transportasi umum yang tidak terjangkau oleh sebagian besar masyarakat juga menjadi penghalang utama, terutama bagi kalangan menengah ke bawah yang lebih memilih kendaraan pribadi karena alasan kenyamanan dan efisiensi waktu. Tak hanya itu, kualitas layanan transportasi publik yang buruk, seperti kondisi kendaraan yang tidak nyaman, minimnya fasilitas pendukung, serta masalah ketepatan waktu, semakin memperburuk citra transportasi umum di mata masyarakat. Ketidaknyamanan ini membuat banyak orang lebih memilih untuk mengendarai mobil pribadi, meskipun hal ini berujung pada kemacetan yang semakin parah.

Dampak dari krisis ini sangat besar. Kemacetan yang terjadi setiap hari tidak hanya membuang-buang waktu, tetapi juga menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup signifikan. Produktivitas menurun karena banyak orang yang terjebak di jalan selama berjam-jam. Selain itu, konsumsi bahan bakar yang tinggi dan peningkatan emisi gas buang turut memperburuk polusi udara, yang semakin mengancam kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Tidak hanya itu, ketidakadilan sosial juga semakin mencuat karena masyarakat berpenghasilan rendah kesulitan mengakses transportasi yang layak. Mereka terpaksa menggunakan angkutan umum yang tidak nyaman atau bahkan mengabaikan keselamatan demi mencapai tempat tujuan.

Untuk mengatasi krisis ini, berbagai solusi perlu diterapkan secara terpadu. Pemerintah harus mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi publik yang lebih efisien dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Peningkatan kualitas layanan, baik dari segi kenyamanan, kebersihan, maupun ketepatan waktu, juga menjadi langkah penting untuk menarik minat masyarakat agar beralih ke transportasi publik. Selain itu, tarif yang terjangkau dan subsidi untuk kalangan tertentu dapat membantu memperluas aksesibilitas transportasi publik. Pemerintah juga perlu mengembangkan transportasi ramah lingkungan yang mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, seperti sistem transportasi berbasis listrik dan jalur sepeda yang lebih luas. 

Dengan pendekatan yang holistik dan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, kita bisa berharap krisis transportasi publik dapat teratasi. Hal ini bukan hanya soal mengurangi kemacetan, tetapi juga menciptakan mobilitas yang lebih efisien, mengurangi polusi, dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Sebagai langkah awal, kita perlu memiliki komitmen untuk melakukan perubahan besar demi mewujudkan sistem transportasi yang lebih baik di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline