Lihat ke Halaman Asli

Yogi Pratama

Universitas sebelas Maret

Menelisik Gibran Rakabuming Raka dalam Menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia 2024-2029: Langkah Baru, Harapan Baru

Diperbarui: 17 Oktober 2024   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilu 2024 menghadirkan berbagai kejutan dan dinamika politik yang menarik perhatian publik. Salah satu yang mencuri perhatian adalah pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden Republik Indonesia periode 2024-2029. Sosoknya yang relatif muda, berkarisma, dan memiliki latar belakang unik sebagai putra sulung Presiden Joko Widodo, membuat pencalonannya menuai banyak respons dari berbagai kalangan. 

Dari Wali Kota Surakarta ke Kancah Politik Nasional

Perjalanan politik Gibran Rakabuming Raka dimulai saat ia terpilih sebagai Wali Kota Surakarta pada 2020. Gibran berhasil menunjukkan kinerja yang cukup signifikan di tingkat daerah, terutama dalam hal pembangunan infrastruktur, pengembangan UMKM, dan transformasi digital di Surakarta. Walau masa jabatannya belum selesai, pencalonannya sebagai calon wakil presiden menunjukkan langkah besar menuju panggung politik nasional.

Banyak yang melihat Gibran sebagai sosok pembawa angin perubahan. Dengan pengalaman sebagai pengusaha muda sebelum terjun ke politik, ia memiliki pemahaman yang baik tentang tantangan ekonomi dan kebutuhan generasi muda. Hal ini membuatnya dinilai mampu menghadirkan perspektif baru dalam pemerintahan, terutama untuk menjawab kebutuhan generasi milenial dan Gen Z yang saat ini menjadi porsi signifikan dalam populasi Indonesia.

Dukungan dan Tantangan: Mengapa Gibran?

Pencalonan Gibran tentu tidak lepas dari pro dan kontra. Di satu sisi, ia didukung oleh banyak pihak yang menganggapnya sebagai simbol regenerasi dalam politik Indonesia. Usianya yang masih muda dinilai mampu membawa semangat baru dan inovasi dalam menjalankan tugas kenegaraan. Selain itu, kedekatannya dengan kalangan muda diharapkan dapat mendekatkan kebijakan pemerintah dengan kebutuhan dan aspirasi generasi muda.

Namun, bukan berarti jalan menuju kursi wakil presiden mulus tanpa hambatan. Gibran kerap dihadapkan pada isu nepotisme karena statusnya sebagai putra Presiden Joko Widodo. Kritik datang dari berbagai pihak yang mempertanyakan apakah Gibran bisa menjaga integritas dan independensinya dalam menjalankan tugas negara. Ia juga dituntut untuk membuktikan bahwa pengalamannya di tingkat daerah mampu diterjemahkan dalam kebijakan di tingkat nasional.

Visi dan Misi: Apa yang Dibawa Gibran ke Panggung Nasional?

Dalam berbagai kesempatan, Gibran menegaskan bahwa dirinya memiliki visi untuk menjadikan Indonesia lebih maju dan berdaya saing di tingkat global. Fokus utamanya mencakup pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, transformasi digital di berbagai sektor, serta peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan. Selain itu, Gibran juga berkomitmen untuk mengoptimalkan potensi UMKM dan ekonomi kreatif sebagai penggerak ekonomi nasional, yang terbukti berhasil ia terapkan di Surakarta.

Gibran juga menyadari pentingnya menjaga stabilitas politik di tengah situasi global yang tidak menentu. Dalam berbagai pernyataan, ia menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dalam mewujudkan pemerintahan yang inklusif dan merangkul semua golongan masyarakat. Hal ini, menurut Gibran, menjadi kunci untuk menciptakan iklim politik yang kondusif dan harmonis demi kesejahteraan rakyat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline