Sebuah pertanyaan menarik yang kerap muncul dalam diskusi sejarah adalah: Bagaimana nasib Indonesia jika tidak pernah mengalami kolonialisme? Skenario alternatif ini, meski tidak dapat dibuktikan secara empiris, membuka ruang bagi kita untuk merenungkan dinamika sejarah dan kemungkinan perkembangan bangsa yang berbeda.
Sistem pemerintahan
Tanpa bayang-bayang kolonialisme, sistem pemerintahan di Nusantara kemungkinan besar akan tetap berbentuk kerajaan-kerajaan dengan struktur kekuasaan yang beragam. Ada kemungkinan muncul federasi atau konfederasi kerajaan-kerajaan besar untuk menghadapi ancaman eksternal dan mengelola perdagangan antar pulau. Demokrasi mungkin akan berkembang secara organik, dimulai dari tingkat lokal, dengan pemilihan kepala desa atau raja melalui musyawarah. Namun, sistem kasta dan hierarki sosial yang masih kuat dapat menjadi hambatan bagi perkembangan demokrasi yang lebih inklusif.
Ekonomi
Potensi ekonomi Nusantara akan sangat besar tanpa eksploitasi kolonial. Rempah-rempah, hasil bumi, dan sumber daya alam lainnya akan dikelola secara optimal untuk kesejahteraan rakyat. Perdagangan maritim akan semakin berkembang, menghubungkan Nusantara dengan berbagai wilayah di Asia, Afrika, dan Eropa. Industri rumahan dan kerajinan tangan akan terus tumbuh, menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi yang diminati pasar internasional. Namun, tanpa adanya revolusi industri yang masif, perkembangan teknologi mungkin akan lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara Barat.
Sosial budaya
Keberagaman budaya Nusantara akan tetap terjaga, bahkan mungkin semakin kaya. Interaksi antar kelompok etnis akan lebih harmonis, tanpa adanya diskriminasi dan perlakuan tidak adil. Sistem pendidikan akan lebih fokus pada pengembangan karakter dan nilai-nilai lokal. Agama akan tetap menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat, namun dengan toleransi yang tinggi antar pemeluk agama.
Pertahanan keamanan
Untuk menghadapi ancaman eksternal, kerajaan-kerajaan di Nusantara akan membentuk aliansi militer. Sistem pertahanan tradisional seperti benteng, parit, dan pasukan bersenjata akan terus dikembangkan. Namun, tanpa adanya teknologi persenjataan modern, Indonesia mungkin akan kesulitan menghadapi kekuatan kolonial Eropa yang lebih modern.