Sebelum Indonesia menjadi negara kepulauan yang kaya akan budaya, ada kisah panjang tentang migrasi dan percampuran berbagai suku bangsa. Siapa sebenarnya yang pertama kali menjejakkan kaki di Nusantara ?. Ada beberapa macam teori yang menjelaskan terkait hal tersebut, apa saja teorinya? Mari kita simak pembahasan berikut.
1. Teori Afrika
Teori Out of Africa merupakan hipotesis dominan dalam paleoantropologi yang menyatakan bahwa manusia modern (Homo sapiens) pertama kali muncul di benua Afrika sekitar 100.000 hingga 200.000 tahun lalu. Bukti genetik dari DNA mitokondria dan kromosom Y memperkuat gagasan ini dengan menunjukkan adanya nenek moyang tunggal di Afrika didukung ilmuwan Amerika Serikat Max Ingman. Setelah evolusi, Homo sapiens kemudian bermigrasi keluar dari Afrika dan menyebar ke seluruh dunia. Teori ini memberikan penjelasan yang memadai mengenai pergantian populasi manusia secara total di Nusantara, di mana tidak ditemukan kontinuitas genetik antara manusia modern dan manusia purba seperti Homo erectus. Namun, salah satu kelemahan teori ini adalah belum adanya bukti fosil yang secara langsung menghubungkan manusia modern dengan fosil manusia purba di Jawa Tengah dan Timur, sehingga masih terdapat celah dalam pemahaman kita mengenai proses evolusi manusia di wilayah tersebut.
2. Teori Yunan
Teori asal-usul manusia Nusantara dari Yunnan, China Selatan merupakan salah satu hipotesis yang pernah diajukan untuk menjelaskan penyebaran manusia di wilayah Nusantara. Teori ini didukung oleh tokoh-tokoh seperti Robert Barron Van Heine Geldrn, Mohammad Ali, Dr. J.H.C. Kern, dan Prof. Dr. N.J. Krom. Mereka mengemukakan bahwa terdapat kesamaan bahasa antara bahasa Melayu di Nusantara dengan bahasa Champa di Kamboja, serta kesamaan teknologi seperti bentuk kapak tua yang ditemukan di Nusantara dan Asia Tengah. Teori ini juga mengusulkan adanya tiga gelombang migrasi, yaitu Melanesoid, Proto Melayu, dan Deutro Melayu. Namun, teori ini memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah terlalu bergantung pada kesamaan fisik yang bersifat umum dan kurang spesifik. Selain itu, teori ini juga belum didukung oleh bukti-bukti genetik yang kuat, sehingga keakuratannya masih perlu dipertanyakan.
3. Teori Nusantara
Teori asal-usul bangsa Indonesia dari Nusantara merupakan salah satu hipotesis yang pernah diajukan untuk menjelaskan keberadaan manusia di kepulauan ini. Tokoh-tokoh seperti Muhammad Yamin, J. Crawford, K. Himly, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Gorys Keraf adalah beberapa pendukung teori ini. Mereka berpendapat bahwa peradaban tinggi yang dimiliki bangsa Melayu menunjukkan adanya perkembangan budaya yang panjang di Nusantara. Teori ini juga mengadopsi konsep Multiregional Evolution Model, yang menyatakan bahwa manusia purba di Nusantara berevolusi secara mandiri menjadi manusia modern. Kelebihan dari teori ini adalah mampu menegaskan identitas bangsa Indonesia dengan menekankan akar budaya yang kuat dan panjang di Nusantara. Namun, teori ini memiliki kelemahan utama yaitu kurangnya bukti empiris yang kuat, baik dari segi arkeologi maupun genetika.