Lihat ke Halaman Asli

Dinas Kebersihan DKI Kebut Pembangunan Infrastruktur

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dinas Kebersihan DKI Kebut Pembangunan Infrastruktur

JAKARTA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya mempercepat pembangunan infrastruktur di Ibukota pada tahun 2011. Program-program yang termasuk kegiatan proritas (dedicated program) pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2007-2012 pun mulai dikebut realisasinya. Termasuk pembangunan infrastruktur sektor persampahan.

Pada tahun ini, Dinas Kebersihan akan membangun fasilitas pengolahan sampah terpadu di dalam kota. Diantaranya, Intermediate Treatment Facilities (ITF) Cakung, ITF Sunter, dan pembangunan Sentra 3R Skala Kawasan bekerjasama dengan pihak swasta.

[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="sumber gambar: www.energyrecoverycouncil.org"][/caption]

“Setelah kita sukses di TPST Bantargebang mengolah sampah menjadi listrik dan kompos. Kini, kita fokus membangun infrastruktur pengolahan sampah di dalam kota,” kata kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Eko Bharuna, Jumat (4/3).

Eko mengungkapkan, peletakan batu pertama pembangunan ITF Cakung akan dilakukan pada awal Juli 2011. Disana akan dibangun pengolahan sampah dengan teknologi Mechanical Bio-Treatment (MBT) pada lahan dan fasilitas yang murni dimiliki swasta itu. ITF Cakung nantinya akan mampu mengolah sampah sebanyak 1.300 ton per hari dan menghasilkan energi listrik mencapai 8 MW pada 2012.

“Walaupun pembangunan baru selesai tahun 2012, tapi ITF Cakung akan mulai menerima sampah secara bertahap. Tahap awal direncanakan menerima 500 ton  sampah per hari mulai Juli 2011. Nanti setelah tahapan pembangunan selesai pada 2012, instalasi ini akan beroperasi optimal,” tambahnya.

Semula di lokasi ITF Cakung memang telah berdiri Pusat Daur Ulang dan Komposting (PDUK) Cakung. Fasilitas ini telah beroperasi selama 4 (empat) tahun mengolah 300 ton sampah warga Jakarta menjadi kompos setiap harinya. Instalasi tersebut yang akan ditingkatkan teknologi dan kapasitas pengolahannya menjadi 1.300 ton per hari. Nantinya, ITF Cakung ini tetap dioperasikan pihak swasta bekerjasama dengan Dinas Kebersihan

Pada tahun ini juga, ungkap Eko, Dinas Kebersihan akan membangun TF dengan teknologi waste to energy di lokasi pengepresan sampah Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sunter. “Kita akan melakukan peningkatan teknologi SPA Sunter menjadi ITF Sunter. Dinas Kebersihan bekerjasama dengan pihak swasta yang tertarik berinvestasi,” katanya.

Dinas Kebersihan, terang Eko, akan menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) dalam membangun infrastruktur pengolahan sampah ITF Sunter. Skema KPS dipilih, ungkap dia, lantaran lahan seluas 4,5 hektar di Sunter tersebut dimiliki murni oleh Pemprov DKI Jakarta. “Namun, kita libatkan swasta untuk membangun dan mengoperasikanya. Pola kerjasamanya bisa Build, Operate, and Transfer (BOT) Langkah ini diambil agar pembangunannya tidak terlampau membebani APBD,” katanya.

Selain membangun berbagai fasilitas pengolahan sampah berbasis ITF yang mengolah sampah menjadi sumber energi listrik dan kompos berskala besar, Dinas Kebersihan juga akan mengembangkan Sentra 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle). Sentra 3R akan di bangun di 5 (lima) wilayah kota dan nantinya semua pengembang kawasan akan diwajibkan membangun pengolahan sampahnya sendiri.

Kedepan, kata Eko, diharapkan hanya residu dari pengolahan sampah atau sekitar 10 persen dari total timbulan sampah yang masih diangkut ke Tempat Pemprosesan Akhir (TPA). “Dampaknya, maka akan terpenuhi reduksi sampah sesuai amanat UU No 18/2008 tentang Pengolahan Sampah dan Permendagri No 33 tahun 2010 tentang Pedoman Pengolahan Sampah,” katanya menjelaskan.

Eko menyebutkan diantara pengembang kawasan yang sudah berkomitmen membangun Sentra 3R adalah pengembang Pantai Indah Kapuk. Di lokasi Fasos dan Fasum Pantai Indah Kapuk akan dibuat proyek percontohan Sentra 3R yang bekerjasama dengan Investor danYayasan BudhaTsu Chi. Disana akan dibangun fasilitas pemilahan sampah dengan teknologi Integrated Dry Anaerobic Digestion and Composting.

“Sampah pun disini akan diolah menjadi listrik dan kompos, namun bedanya dengan ITF, Sentra 3R kapasitasnya lebih kecil. Sekitar 250 ton perhari,” ungkapnya. Sentra 3R, tambah Eko, juga direncanakan dibangun di lokasi Asrama Dinas Kebersihan Pesanggrahan.

Eko berharap, terbangunnya berbagai fasilitas pengolahan sampah yang modern, tepatguna dan ramah lingkungan di Jakarta akan mengoptimalkan pengolahan sampah di dalam kota.

“Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Pemprov DKI yang berada di luar Jakarta akan difungsikan sebagai TPST Regional yang dapat dimanfaatkan oleh daerah penyangga Ibukota, sesuai konsep Megapolitan,” kata Eko menandaskan.

*Penulis bekerja pada Pemprov DKI Jakarta dan dapat dikunjungi di www.twitter.com/@Iwan_H_Wardhana dan @yogiikhwan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline