Akuntansi perpjakan sebagai seni dalam kerangka pemikiran Wilhelm Dilthey
Wilhelm Dilthey dikenal sebagai salah seorang yang concern terhadap Hermeneutika Hermeneutika adalah salah satu jenis filsafat yang mempelajari tentang interpretasi makna. Bagi Dilthey, manusia tidak sama dengan objek fisik karena mereka memiliki inner mental, atau dengan kata lain sisi yang bersifat mental. Manusia tidak dapat meneliti kehidupan batin orang lain secara langsung, melainkan mereka harus membangun akses dengan manifestation of life. Pemahaman metodologis adalah proses dari akses yang dibangun dan usaha untuk memahami manifestation of life orang lain. Mengingat bahasa adalah ekspresi paling lengkap dari kehidupan batin seseorang, maka hermeneutika dinilai sebagai suatu pemahaman interpretatif dari model ekspresi linguistik atas proses utama dalam memahami human science.
Dalam pengkategorian ilmu pengetahuan, Dilthey membedakan antara Naturwissenschaften atau ilmu pengetahuan tentang alam, seperti biologi, kimia, serta fisik atau yang lainnya dan Geisteswissenschaften atau ilmu pengetahuan tentang batin manusia, seperti sejarah, psikologi, filsafat, ilmu-ilmu sosial, seni, kesusastraan, dan yang lainnya. Lebih lanjut, ia menganggap perbedaan tersebut sangat penting, lantaran keduanya mempergunakan metodologi yang berbeda satu sama lain. Kajian Wilhelm Dilthey berfokus kepada Geisteswissenschaften. Dan selanjutnya ia juga membedakan pengertian tentang pengalaman-pengalaman manusia. Dalam bahasa Jerman ada dua kata yang bila diterjemahkan berarti "pengalaman", yaitu Erfahrung dan erlebnis. Perbedaannya yang pertama biasanya diartikan sebagai pengalaman pada umumnya, sedang yang terakhir bermakna khusus atau dalam istilah Dilthey dikonotasikan dengan pengalaman yang hidup.
Dalam pemikiran Dilthey, keilmuan lebih banyak disebabkan oleh factor pengalaman. Bagaimana pengalaman pengalaman yang dilalui oleh manusia akan mempengaruhi pola piker dan gagasan dari manusia itu sendiri.
Pada dasarnya manusia adalah mahluk yang memiliki ambisi (Nafsu) untuk lebih baik atau berkembang. Dari pengalaman yang dilalui inilah manusia akan bisa berkembang dengan cara melahirkan cabang keilmuan baru. Sama halnya dengan akuntansi yang terus menerus mengalami perkembangan demi mencapai salah satu tujuan manusia, yaitu kebutuhan akan informasi yang handal untuk melahirkan ide, gagasan, dan keputusan yang dianggap akan memberikan kesejahteraan baru atau lebih. Seperti halnya seni, akuntansi mengalami banyak perkembangan dan penyesuaian yang disesuaikan zaman. Karena kebutuhan manusia pun berkembang. Sebagai contoh adalah standar akuntansi di indonesiapun sudah beberapak kali mengalami perubahan, bahkan standar akuntansi pun ada berbagai macam, mengikuti dengan karatkeristik dari perusahaan atau jenis indsutri atau kemilikan modalnya.
Jika perusahaan tersebut merupakan perusahaan public maka memakain standar akuntasi berupa PSAK, jika perusahaan tsb bukan perusahaan public maka menggunakan standar akuntansi ETAP, bahkan jika perusahaan tersebut menganut basis syariah maka menggunakan standar akuntansi syariah. Perubahan standar yang mengikuti karakteristik dari pemakai dan pembuatnya inilah oleh Dilthey dikategorikan sebagai pengalaman. Karena manusia sudah mengalami beberapa kali pengalaman sehingga dari pengalaman tsb manusia menciptakan cabang keilmuan keilmuan yang dirasa lebih sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam bidang perpajakan pun lebih banyak hal lahir dikarenakan pengalaman hidup manusia. Karena produk berupa undang undang adalah produk hasil keilmuan sosial yang di ciptakan oleh manusia. Pembuat undang undang adalah pemerintah Bersama wakil rakyat yang ada DPR, dimana mereka semua adalah manusia. Jika dalam perjalanannya undang undang yang sudah ada sudah tidak sesuai atau tidak bisa dijadikan alat untuk mencapai tujuan dalam bernegara, maka undang undang tersebut akan dilakukan perubahan atau bahkan diganti dengan undang undang baru. Pembuatan perubahan inilah yang disadari atau tidak Sebagian besar akan dipengaruhi oleh pengalaman dari sipembuat undang undang. Dalam hal ketentuan perpajakan (KUP), sudah beberapa kali mengalami perubahan, maka pasti secara tidak langsung maka akuntansi perpajakan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan perusahan undang udang Ketentuan Umum Perpajakan. Oleh karena sangat bergantung pada sipembuatnya, karakter tersebut seperti karakter seni, dimana hasil yang akan tercipta akan sangat bergantung kepada pembuatnya (Seniman/Artis), berbeda dengan exact yang siapapun pembuatnya hasilnya pasti akan sama.
Pemikiran Dilthey juga merambah kepada persoalan sebab-akibat. Mengenai sistem penyebaban, dalam kaitannya dengan sejarah Diltey membaginya dalam dua jenis, yaitu:
- Kausalzusammenhang : Nexus (kedekatan) antara sebab dan akibat bersifat mekanis, seperti terdapat dalam ilmu-ilmu alam yang menggunakan sistem penyebabab di mana sebab sementara mendahului akibat.
- Wirkungszusammenhang: sistem dinamis atau proses di mana fakta atau peristiwa mempengaruhi atau menampung hasil dalam sistem kehidupan.
Pandangan Dilthey bahwa keilmuan berdasarkan pada sebab akibat pada akuntansi perpajakan sangat relevan. Bahwa laporan keuangan yang dihasilkan oleh proses akuntansi adalah merupakan sebab akibat. Sebab dari proses bisnis yang dijalani makan menimbulkan akibat terjadinya keuntungan atau kerugian yang merupakan laporan keuangan. Jika tidak ada proses bisnis atau kegiatan ekonomi yang dilakukan maka akbitnya tidak aka nada pula laporan keuangan yang tercipta. Bahkan sebab mengapa teori akuntansi lahir memiliki sebab yaitu kebutuhan pemilik modal akan informasi tentaang kondisi modal yang sudah ditanamkan, sehingga terciptalah ilmu akuntansi yang menjelaskan bagaimana cara membuat laporan hasil kinerja modal, apakah untung atau rugi, kondisi asset, utang dan modal, dan arus kas yang dimiliki. Perpajakan pun merupakah sebab dan akibat, sebab teori perpajakan muncul adalah untuk mengatur tentang sumber pendapatan negara untuk membiayai kelangsungan bernegara dan sebagai salah satu alat untuk pemerataan kesejahteraan secara ekonomi. Dalam teori sebab akibat dibidang perpajakan bahwa bagi warga negara yang memperoleh penghasilan yang lebih besar maka jumlah pajak yang dibayarkan kepada negara menjadi lebih besar, bahkan untuk pajak penghasilan orang pribadi memiliki tarif progresif, sehingga semakin besar penghasilan yang didapat maka akan semakin besar pula tarif pajak yang ditanggung. Sebab akibat dalam bidang akuntansi perpajakan bisa dicontohkan bahwa setiap wajib pajak memilki kecendrungan untuk membayar pajak dengan nilai yang kecil, sehingga munculah istilah tax planning dalam akuntansi perpajakan. bagaimana mengolah data keuangan atau akuntansi sehingga pembayaran pajak bisa berkurang namun tetap tidak melenceng dari ketentuan yang sudah dibuat oleh pemerintah atau regulator.
Bagi Dilthey, manusia tidak sama dengan objek fisik karena mereka memiliki inner mental, atau dengan kata lain sisi yang bersifat mental. Manusia tidak dapat meneliti kehidupan batin orang lain secara langsung, melainkan mereka harus membangun akses dengan manifestation of life. Pemahaman metodologis adalah proses dari akses yang dibangun dan usaha untuk memahami manifestation of life orang lain. Mengingat bahasa adalah ekspresi paling lengkap dari kehidupan batin seseorang, maka hermeneutika dinilai sebagai suatu pemahaman interpretatif dari model ekspresi linguistik atas proses utama dalam memahami human science.
Wissenschaft (science) merupakan bahasa Jerman yang berarti badan pengetahuan yang dibenarkan dan dibangun secara sistematis. Di mana hermeneutika sebagai sebuahscience memiliki arti badan pengetahuan yang dibenarkan dan dibangun secara sistematis berhubungan dengan seni menginterpretasi karya tulis mengenai eksistensi manusia, di mana mind dan spirit melengkapi interpretasi mengenainya.