Dalam beberapa tahun terakhir, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) telah menjadi fenomena yang semakin umum terjadi di berbagai industri di seluruh dunia.
Kondisi ekonomi global yang tidak menentu, ditambah dengan dampak pandemi COVID-19, telah memaksa banyak perusahaan untuk meninjau kembali strategi bisnis mereka.
Salah satu langkah yang kerap diambil adalah melakukan PHK untuk mengurangi beban keuangan perusahaan. Namun, yang menarik perhatian adalah semakin banyaknya perusahaan yang memilih untuk melakukan PHK secara diam-diam atau tanpa banyak publikasi.
PHK diam-diam, di mana perusahaan tidak mengumumkan secara terbuka jumlah pekerja yang di-PHK atau mencoba mengelola informasi ini dengan sangat hati-hati, menimbulkan pertanyaan penting.
Mengapa perusahaan-perusahaan ini memilih jalan tersebut? Apa alasan di balik keputusan ini, dan bagaimana hal ini mempengaruhi pekerja serta citra perusahaan di mata publik?
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang latar belakang PHK, alasan mengapa banyak perusahaan memilih untuk melakukan PHK secara diam-diam, serta dampak dari tindakan tersebut baik bagi perusahaan maupun para pekerja yang terkena dampaknya.
Latar Belakang PHK di Dunia Kerja Modern
Pemutusan Hubungan Kerja bukanlah hal baru dalam dunia bisnis. Sejak lama, PHK telah menjadi salah satu strategi perusahaan untuk menjaga kestabilan keuangan ketika menghadapi tantangan ekonomi.
Di masa lalu, PHK sering dilakukan secara terbuka dan diumumkan kepada publik, biasanya disertai dengan penjelasan mengenai alasan di balik keputusan tersebut. Namun, cara ini kerap menimbulkan reaksi negatif baik dari para pekerja, media, maupun masyarakat umum.
Pada dekade-dekade sebelumnya, PHK massal sering terjadi sebagai dampak dari perubahan besar dalam industri, seperti otomatisasi, pengalihan tenaga kerja ke luar negeri, atau restrukturisasi perusahaan.
Misalnya, pada tahun 1980-an hingga 1990-an, banyak perusahaan manufaktur di Amerika Serikat yang melakukan PHK besar-besaran karena peralihan produksi ke negara-negara dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah. Hal ini menyebabkan gelombang pengangguran dan mengubah struktur sosial-ekonomi di banyak wilayah.