Lihat ke Halaman Asli

Yogha Sari

Nama yogha desmana sari

Kisruh Salam Lintas Agama

Diperbarui: 3 Desember 2019   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kisruh Salam Lintas Agama


Oleh: Melati Nasution


Islam  tidak menjadikan perbedaan agama untuk membuat diskriminasi dalam interaksi sosial. Karena itu interaksi sosial dengan pemeluk agama lain hanya mungkin terwujud apabila terjalin sikap saling pengertian dan saling menghormati dengan sesama pemeluk agama walaupun terdapat perbedaan mendasar dalam hal akidah dan syariat. Salah satu hal yang menjadi ciri dalam interaksi sosial dikalangan internal umat islam ialah ucapan salam.


 Apabila seorang muslim berjumpa dengan muslim lain maka dianjurkan untuk memberi  salam. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh   yang berarti selamat sejahtera atas kamu dan untuk yang menerima salam tersebut maka wajib membalas salamnya Wa'alaikum salam  warahmatullahi wabarakatuh yang berarti sejahtera atas kamu juga. Lalu bagaimana dalam kehidupan sehari- hari ketika kita berjumpa dengan seseorang yang berbeda keyakinan.


Dan sebagai bentuk interaksi kepada sesama  salah satunya yaitu dengan mengucapkan atau menjawab salam baik kita yang mengawali ataupun mereka yang mendahului.dan bagaimana hukumnya apabila kita mengucapkan salam kepada non muslim dan bagaimana sikap kita saat menerima salam dari non muslim tersebut? Sebagaimana Majelis Ulama Indonesia(MUI) Jawa Timur menyatakan bahwa mengucapkan salam semua agama merupakan sesuatu yang bid'ah yang mana mengandung nilai syuhbat  dan patut dihindari oleh umat Islam.
Tetapi disisi lain bahwa salam bertujuan  untuk mempersatukan sebagai hasil proses akulturasi yang bermakna sebagai simbol toleransi antarumat  beragama di Indonesia. Apabila tidak bertentangan dengan niat maka salam tidak akan menganggu akidah seseorang. umat islam tidak diajarkan menghina orang non muslim, namun kita diajarkan untuk tidak memuliakan mereka karena pertimbangan keyakinan dan agama. lalu bagaimana ketika kita tidak sengaja memberi  salam  kepada non muslim karena ketidaktahuan kita?

 Diceritakan Uqbah bin Amir ra. Dia pernah berpapasan dengan seseorang yang gayanya seperti muslim lalu orang tersebut mengawali  salam kepadanya, maka beliaupun menjawab  dengan ucapan "Wa'alaika wa rohmatulloh wabarokatuh . maka pelayanya mengatakan bahwa dia itu nasrani lalu Uqbah pun mengejarnya dan berdoa  "sesunguhnya rahmat dan berkah Allah itu untuk kaum mukminin, akan tetapi semoga Allah memanjangkan umurmu, dan memperbanyak harta dan anakmu (HR. Bukhori dalam kitabnya Adabul Mufrod 1/430, dan dihasankan oleh syeikh Albani).


Dari penejelasan diatas dapat dipetik bahwa apa yang disampaikan ini sebagai sebuah nasehat bagi orang nasrani, bahwa muslim tidak diperkenankan untuk menjawab salam dari orang nasrani  dengan jawaban lengkap, tetapi cukup dengan wa'alaikum saja. namun boleh mendoakan mereka, sementara apa yang sudah terjadi karena tidak tahu, tidak menjadi tanggung jawab muslim. meskipun hadits diatas hanya menyingung kaum yahudi dan nasrani hal ini bukan berarti pembatasan, orang- orang kafir lainya selain yahudi dan nasrani berlaku hukum yang sama yaitu  dilarang memulai salam kepada mereka.  
"Apabila kamu diberi penghormatan dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)" (QS. An-Nisa`: 86).
 Dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga rincian dan cara menjawab  salam  pertama , yakin bahwa ucapan 'salam' mereka isinya doa buruk kepada kita secara jelas. Maka kita jawab wa 'alaikum (dan demikian juga bagimu). As-Saam artinya kematian sedangkan  as-salaam maknanya keselamatan.Sebenarnya kalau kita jawab dengan wa 'alaikumussaam.(semoga kematian menimpamu) itu akan lebih adil. Namun, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah, beliau hanya mengajarkan cukup dijawab wa 'alaikum. kedua ragu apakah salam mereka berupa doa baik atau buruk, maka kita jawab dengan jawaban yang sama seperti jenis pertama, yaitu wa 'alaikum (dan demikian juga bagimu).


ketiga yakin dan jelas bahwa mereka mengucap salam dengan salam yang kita kenal, yakni assalamu 'alaikum. Maka kita jawab dengan jawaban setimpal, yakni wa'alaikumussala. Secara tegas  salam dengan yang lebih baik. Bila seseorang disalami dengan kalimat assalmu'alaikum hendaknya dijawab dengan kalimat wa'alaikumussalm wa rahmatullah. Sedangkan bila yang beruluk salam mengucapkan assalmu'alaikum wa rahmatuulh maka hendaknya dijawab dengan kalimat wa'alaikumussalm wa rahmatullhi wa baraktuh. Namun bila sang pemberi salam mengucapkan secara penuh kalimat assalmu'alaikum wa rahmatullhi wa baraktuh maka jawabannya sama dengan salam tersebut yakni wa'alaikumussalm wa rahmatullhi wa baraktuh.


Karena inti dari sebuah salam adalah terletak dalam artinya dan hendaknya kita terlebih dahulu melihat makna dari salam tersebut, sebagaimana yang kita ketahui bahwa Negara Indonesia sangat beragam Agama dan tentu memiliki aqidah yang berbeda pula.untuk itu perlu diperdalam kembali pemahaman  mengenai salam ataupun penghormatan tehadap lintas Agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline