Lihat ke Halaman Asli

Yogaswara F. Buwana

Pemikir Bebas

Diamlah Kawan

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setapak tuju hijau gersangan itu

Berhentilah kawan dalam muram

Pandangilah sang cakrawala menyambar

Hitamkan cekapan suaramu kawan

Jangan engkau ambil biji sekuku

Heningkan panjang kawan

Hingga detakan air menggetar samudera

Atau lambai-lambai sepucuk berkelana

Capai sang sepoi mendaki

Rayuan goresan berkehendak pun berbisik

Bagailah pahatan batu kawan

Sejenak menyampinglah kawan

Disana ribuan semut menggerutu

Lalat bagai pisau yang tiada berkerah

Hanya membutakan berjari tujuan

Lalu tengoklah ke belakang kawan

Rayap pun enggan menatap

Tertutup gundukan yang merobek

Atau kayu-kayu yang beratakan

Gumpalan pekat tersiram tuba

Engganlah engkau bertahan kawan

Kembalilah tengok ke depan

Satu ucapan engkau berladang emas kawan

Perak-perak pun tiada berkhayal

Permata seakan menghilang dari makna

Awan yang menghujan tiada berkutik

Kalimat engkau adalah alam penghijau kawan

Sekaligus juga gurauan darah

Janganlah sebut senja kawan

Janganlah sebut petang kawan

Namun sebutlah sinar yang terbit

Tetaplah diam kawan

Alam hijau engkau adalah kerikil untuk baginda

Senyaring bicara tembus hampa angkasa

Tak kan selubang virus pun menyahut

Rugilah sepatah kata jika engkau bicara kawan

Gendang tuan-tuan telah beku

Tiada sebiji pasir pun emas engkau

Diam dan tetaplah diam kawan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline