Lihat ke Halaman Asli

Seberapa Pentingkah Keperawanan Bagi Anda ?

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mungkin sekilas tulisan saya berikut ini akan terasa vulgar dan kurang beretika dimata anda. Tapi percayalah, tampaknya ini penting untuk saya tulis. Berikut ini adalah analogi tentang “mantan pacar” sebagai sebuah pengantar sebelum kita memasuki sajian utama mengenai tema keperawanan yang akan saya tulis.

Mantan pacar ?, anda tahu artinya “mantan pacar” di jaman sekarang?

Kemungkinannya apabila dilihat dari sisi negatif selain dapat berarti seseorang yang pernah berbagi kasih sayang, mungkin “mantan pacar” itu parahnya bisa berarti juga (maaf) orang yang pernah berhubungan seks, atau minimalnya sudah pasti orang yang berciuman, pernah jalan bareng, sampai sekedar berpegangan tangan dan berdua-duaan dengan pacarnya.

Sekilas kalau kita mendengar sebuah frasa yang terdiri dari dua suku kata “mantan pacar”, tentu biasa saja bukan ?. Sekarang bagaimana kalau ditambah sebuah kata lagi menjadi “mantan pacar kekasih anda”. Tentu jika benar “mantan pacar kekasih anda” itu berada dihadapan muka anda, tiba-tiba saja akan timbul perasaan yang sedikit menggangu, bisa saja perasaan cemburu, bisa saja sakit hati, iri bahkan dendam dan berbagai kecamuk perasaan lainnya.

Saya pribadi dengan jujur bahwa ketika mengimajinasikan “mantan pacar kekasihku”. Walaupun pada kenyataan mantan pacar kekasihku tersebut tidak melakukan hal-hal yang bisa merusak kesucian kekasih (orang yang paling kita cintai), itu sudah cukup membuat hati saya terbakar.

Lain halnya apabila saya mengimajinasikan dengan “mantan suami kekasihku” walau sekalipun “mantan suami kekasihku” sudah pernah berhubungan seks dengan “kekasihku”, namun hal itu tidak menjadi masalah bagi saya.

Mungkin anda heran dan bertanya ada apa dibalik imanjinasi saya tersebut ?

Begini, apabila kita berfikir dan berlogika perihal “mantan suami kekasihku”, berarti walaupun “mantan suami” tersebut pernah melakukan hubungan seks dengan kekasih saya, itu tidak akan menjadi masalah seperti halnya “mantan pacar” yang pernah melakukan hubungan seks dengan kekasih saya. Hal itu karena saya dapat mengerti ada hukum agama dan undang-undang negara yang berada dalam naungan antara “mantan suami” dan “ kekasihku” pada waktu itu. Kita telah mengetahui seorang suami memang memiliki hak, kewajiban dan tanggung jawab terhadap istrinya, Allahpun ridho kepada hal tersebut.

Sekarang bagaimana dengan “mantan pacar” ?. Jelas “mantan pacar” sama sekali tidak memiliki hak, kewajiban ataupun tanggung jawab terhadap negara dan agama. Lalu bagaimana apabila “mantan pacar kekasih anda” tersebut ternyata dulu telah berani-beraninya melakukan hubungan seks dengan “kekasih anda” dan merenggut keperawananya?. Nah loh.. !!

Lain halnya apabila anda adalah seseorang yang telah terbiasa dengan pergaulan bebas, tentu tidak akan merasakan sakit hati, marah atau cemburu mendengar kata “mantan pacar kekasih anda dulu berhubungan seks dengan kekasih anda”.

Sekarang kita akan menuju topik tentang “keperawanan”. Ngomong-ngomong tentang keperawanan mungkin suatu hal yang kurang nyaman untuk diperbincangkan. Misalnya saja ketika kita menanyakan kepada seorang wanita, “apakah kamu masih perawan ?” tentu saja pertanyaan seperti ini tidak sopan dan mengganggu. Hehe..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline