Lihat ke Halaman Asli

Yoga PS

Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Neng Ning Nung Nang

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://elektron17.files.wordpress.com/2008/09/77-rajawali3.jpg

Seorang kawan, Hendra Dwi Atmaja, bercerita kepada saya tentang rahasia umur panjang rajawali. Jadi, seekor burung rajawali dapat hidup tua hingga 40 tahun. Tapi tidak sembarang rajawali dapat melakukannya. Mayoritas hanya hidup hingga usia 20 tahun. Lantas, apa rahasia rajawali yang hidup tua? Tentu bukan berkat bantuan ramuan anti aging system terbaru, atau asuransi kesehatan menyeluruh.

Ternyata burung rajawali yang mencapai umur 40 tahun, pernah mengalami "krisis identitas" ketika menginjak usia 20an tahun. Kemampuan terbang mereka melambat, cakar mereka melemah, paruh mereka hampir tumpul. Tapi mereka tidak tinggal diam. Tidak pasrah meratapi nasib.

Rajawali ini kemudian pergi ketempat tinggi. Menyendiri. Mengurangi makan, memperlambat metabolisme tubuh. Lalu mulai mengasah apa yang mereka miliki. Rajawali tua membiarkan bulu-bulunya rontok dimakan usia. Ia juga membiarkan cakarnya terkelupas.

Dan alam menyediakan jawaban. Selalu ada hikmah dari setiap kejadian. Karena bulu rontok ternyata menumbuhkan bulu-bulu baru. Cakarnya juga kembali menajam. Singkat kata, burung rajawali mengalami rejuvenasi. Seperti terlahir kembali. Siap hidup 20 tahun lagi.

Stockdale Paradox

Rajawali tua menerapkan sebuah prinsip yang oleh Jim Collins pengarang Good to Great disebut Stockdale Paradox. Merujuk pada James Stockdale, panglima perang AS yang pernah mendapat siksaan hebat saat menjadi tawanan perang. Salah satu resep bertahan hidup yang dijalankan Stockdale adalah:

"Bersiap menerima kemungkinan terburuk dan tetap memimpikan yang terbaik"

Ini juga yang merupakan rahasia Victor Frankl untuk dapat bertahan dan keluar dari kamp konsentrasi Nazi dalam keadaan hidup. Setiap mendapat siksaan dan ancaman kematian, Victor bermimpi untuk dapat keluar dan mengajar dikelas. Ia akhirnya sadar, diantara stimulus dan respon, manusia memiliki kebebasan untuk memilih responnya terhadap sebuah peristiwa.

Masalahnya, berapa banyak dari kita yang memberi respon positif terhadap penderitaan? Kita cenderung mengeluh ketika mendapat cobaan. Lari dari kenyataan dan impian. Lalu menyalahkan lingkungan dan keadaan. Sampai terkadang membawa nama Tuhan.

Bertapa

Hampir sama dengan yang dilakukan rajawali, para pendekar dalam cerita-cerita kuno selalu bertapa untuk mendapat kesaktian. Dalam kitab Arjunawiwaha, disebutkan Arjuna yang bertapa di Indrakila akhirnya mendapat hadiah pasopati. Sebuah senjata sakti pemberian para dewa. Untuk mendapat otot kawat tulang besi, Gatotkaca harus dibuang dikawah candradimuka dan mendapat latihan keras. Untuk menjadi sebuah kupu-kupu, ulat harus bertapa dan melalui fase kepompong.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline