Lihat ke Halaman Asli

Yoga PS

Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Ka'bah Dekat Rumah (4): Doa Meminta Visa

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mendapat tiket, maka permasalahan umroh selanjutnya adalah visa dan akomodasi. Urusan akomodasi cukup mudah. Berbekal koneksi internet, mouse, dan internet banking, kita sudah bisa membook hotel diseluruh dunia lewat website. Pilihannya antara lain agoda dot kom, booking dot kom, hostelworld dot kom, weego dot kom, wisma moro seneng dot kom (loh koq hotel gituan?), dan berbagai situs meta search lainnya.

Untuk urusan visa, cukup berat tantangannya. Bagi yang belum tahu, visa bukanlah lawan mastercard, apalagi cadangan devisa hehe. Visa berasal dari bahasa latin “carta visa”, yang berarti “dokumen sudah diperiksa”. Intinya kita butuh ijin berupa visa untuk bisa masuk kesuatu negara. Kulo nuwun lah kalau kata orang jawa.

Pada suatu hari yang cerah saya mendatangi kedutaan besar Saudi Arabia di daerah MT Haryono. Dan saya ditolak masuk!. Mungkin saya punya modal tampang pendatang haram. Di gerbang sekuriti saya mendapat wawancara singkat soal maksud tujuan kedatangan.

Dengan polos saya jawab “Mau ngurus visa umroh”. Eh ternyata sodara-sodara, kedutaan saudi tidak menerima pengurusan visa umroh. Semua harus melewati travel agent!

Koq lucu ya? Sejak kapan ada kedutaan besar yang menolak mengurus permohonan visa dan malah mengoper ke travel agent? Jangan-jangan saya kena tipu atau ada permainan orang dalam untuk mengejar fulus?

Akhirnya saya googling-googling sebentar. Tak lupa tanya teman yang bapaknya kerja di departemen agama. Jadi ternyata benar, Kedutaan Saudi tidak menerima pengurusan visa! Mampus saia... Jadi menurut bapak teman saya yang pensiunan depag dan pernah bertugas di Saudi, zaman dulu kedutaan menerima pengurusan visa umroh. Tapi ternyata banyak sekali orang yang menggunakan visa umroh untuk mencari pekerjaan disana. Istilahnya, jadi pendatang haram.

Karena capek mengurusin jamaah umroh gadungan yang sebenernya pingin transmigrasi ke Saudi, pemerintah menyerahkan pengurusan visa umroh ini ke pihak “swasta”. Which is travel agent. Jadi kalo ada apa-apa, Saudi tinggal mem-blacklist travel agent yang jamaahnya jadi pendatang haram. Efeknya, visa jadi tambah mahal, tapi benar-benar orang yang niat umroh yang dapat.

Saya mulai mencari-cari travel agent yang bisa ngurusin visa. Ada beberapa travel yang saya hubungi, dan semuanya sama. Sama-sama nolak saya. Hahaha. Semua mengaku tidak menerima solo backpacker. Ada sih satu yang menerima, tapi dengan harga yang lumayan. Sekitar 1,5-2 juta juta rupiah. Tapi saya masih ragu-ragu soal kredibilitasnya. Alamatnya aja ga jelas.

Lucunya lagi, ternyata visa tidak bisa diurus dari jauh-jauh hari. Kalo mau berangkat bulan February 2014, diurusnya harus bulan January 2013. Ga bisa tuh apply visa dari June 2013 misalnya. Dan kita Cuma dapat ijin 30 hari stay. Beda misalnya dengan visa Australia yang berlaku untuk setahun dan juga multiple entries.

Hingga H-2

Ternyata benar silaturahmi membawa rezeki. Alhamdulilah saya punya om yang kerja di salah satu bank syariah dan sering mengadakan umroh dengan nasabahnya. Dari sana saya dikenalkan ke travel agent di salah satu hotel berbintang di daerah Sudirman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline