Lihat ke Halaman Asli

Yoga Pratama Putra

Mahasiswa Universitas Jambi, Prodi Pendidikan Ekonomi, PIPS, FKIP

Aku, Kamu, dan Kita di Masa Depan

Diperbarui: 2 April 2023   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku, Kamu dan kita tidak bisa mengubah masa depan. Tapi aku, kamu, dan kita bisa mengubah kebiasaan. Dari adanya kebiasaan itu yang akan mengubah masa depan. Janganlah membiasakan diri dengan kebiasaan buruk yang bisa menghambat masa depanmu. Ciptkanlah, lahirkanlah kebiasaan yang terbaik di fase mu, di zona mu, agar masa depanmu ikut mengiringimu. Masa depan tentunya akan dimiliki oleh mereka yang percaya pada keindahan-keindahan impian mereka. Aku, kamu, dan kita harus bisa selalu tegar dan ikhlas dalam menerima tantangan agar nanti kita bisa memperoleh nikmatnya kemenangan.

Mengingat kembali cerita kita di masa kecil, dan tidak asing lagi dengan ucapan bercita-cita menjadi apa, ingin bekerja sebagai apa. Dan untuk menjawab pertanyaan tersebut pasti kita menjawab dengan jawaban yang sangat bahagia saya ingin menjadi seorang polisi, tentara, pramugari, guru, pengusaha, dokter, arsitek dan lain sebagainya. Hal tersebut sebenarnya anak-anak belum mengetahui secara lebih mendalam apa yang dimaksud dengan cita-cita. 

Tentunya saya berbeda dengan yang lain, saat saya SD dulu saya menjawab ingin menjadi seorang atlet volly, ingin menjadi seorang arsitek dan dimasa itu masih berubah-berubah keyakinan. Hal itu terjadi mungkin saya belum mengerti tentang cita-cita, dan seiring berjalannya waktu akhirnya saya tau arti tentang sebuah cita-cita maka timbullah pola pikir yang realistis, kritis dan logis tentang cita-cita dan mau jadi apa aku dimasa depan nanti. Semoga bisa menjadi orang yang sukses dunia dan akhirat tidak banyak kemauan untuk sekarang ini.

Setiap orang pasti memiliki keyakinan, kemampuan, kepercayaan, dan keahlian untuk mewujudkan cita-citanya yang tentunya sudah direncanakan sejak lama. Cita-cita orang berkembang seiring kebutuhan, situasi dan waktu, Hal itu bisa dilihat dari seberapa penting mereka menyikapi, apa dampak baik dan buruk yang bisa mereka rasakan. Alhasil mereka nantinya akan menyadari bahwa keuletan, ketekunan, kediplinan dalam tujuan itu bisa berbuah manis. 

Tidak peduli seberapa besar ujian dan cobaan yang akan dihadapi, selagi kita bersungguh-sungguh untuk mewujudkannya, kuat dan tawakkal  pasti kita akan menerima hasil terbaik. Kita hidup harus memiliki tujuan hidup, dan memiliki masa depan. Jika kita tidak memiliki itu semua maka kita akan ketertinggalan dan bingung didalam menentukan dan menjalani kehidupan.

Aku menyadari dunia semakin hari semain tua, umur semakin tahun semakin bertambah kita tidak mengetahui sampai kapan kita bisa bertahan hidup di dunia ini, tentunya apa yang sudah kita berikan, apa yang sudah kita lakukan selama kita hidup di dunia ini, keburukan apa yang telah kita lakukan selama di hidup di dunia ini. Sebaiknya jangan lah kamu menyia-nyiakan kehidupan yang telah Allah  diberikan. 

Belajarlah menjadi manusia yang memikirkan masa depan, tetap menjadi orang yang baik, penuh toleransi, simpati dan mau menolong sesama tanpa pamrih, sejatinya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

Masa depan yang cerah merupakan impian semua orang, bukan lagi hanya sebuah angan-angan atau sebuah mimpi belaka, tetapi masa depan yang cerah adalah sebuah tujuan nyata yang harus kita gapai. Baik itu sukses dalam dunia pendidikan, karier, serta memiliki keluarga yang bahagia merupakan definisi sebagian besar orang tentang masa depan yang cerah.

Jadi, pesan saya, berjanjilah pada diri masing-masing untuk tidak mengabaikan waktumu baik itu sekarang atau dimasa depan. Jangan pernah berfikir masa depan itu yang mengikuti arus kita, karena bukan masa depan yang akan membawa kita tapi kita yang harus bisa membawa masa depan tersebut dengan berbagai macam cara. Tetaplah menjadi WARTEG sederhana akan tetapi BERKUALITAS, tetaplah menjadi GELAS KOSONG walaupun sudah terisi akan tetapi tetap FAKIR ILMU. 

Jangan pernah berhenti bermimpi, walaupun mimpi itu sulit diraih, jadikannlah menjadi acuan, gantungkanlah cita-citamu setinggi angkasa dan jangan biarkan cita-citamu hancur berkeping-keping. Lembutlah pada orang lain, tapi keraslah dan benturkanlah diri ini dengan sekuat-kuatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline