Lihat ke Halaman Asli

Yoga Prasetya

Penjelajah

Puisi: Bintang Terakhir

Diperbarui: 25 April 2024   14:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di hamparan beludru hitam pekat, para bintang satu persatu redup. Lenyap cahaya, musnah jejak, kosmos sunyi, hening mencengkram kuat.

Bintang terakhir, teguh bercahaya, sinarnya lembut, tapi tak sirna. Menyaksikan era berganti rupa, kisah semesta diingatinya.

Api batinnya nyala abadi, menjadi saksi kelahiran dan mati. Dentang kejayaan, bisikan duka nestapa. Semua terpahat dalam pancarannya perkasa.

Akankah ia pun padam suatu masa? Menjadi kelam seperti para pendahulu? Ataukah tetap setia, jadi penerang nestapa? Bintang terakhir, di penghujung waktu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline