Lihat ke Halaman Asli

Yoga Prasetya

Penjelajah

Diary Pemuda Bersayap Hitam (Bagian 19)

Diperbarui: 25 Januari 2024   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Diary Pemuda Bersayap Hitam (Bagian 19)

Kuyakinkan kepada kalian semua bahwa inilah tulisan yang mahal. Tak bisa dibeli dengan uang. Tak bisa diganti dengan harta dunia.

Aku cuma ingin doa kalian. Ya Allah berikanlah kasih sayang kepada ParkYooGa Sensei, sebagaimana dia menyayangi kami di waktu menjadi wali kelas.

Bumi ini tempat kita saling mendoakan. Ya Allah berikanlah kemudahan untuk anak-anakku dalam belajar. Jadikan mereka orang yang sukses di dunia dan di akhirat.

Mari kita bersama-sama membangunkan jiwa yang tertidur. Mari kita bersama-sama membasuh raga yang terluka. Sungguh pertemuan ini begitu berkah.

Kita meleburkan hati yang congkak. Tidak ada yang lebih baik. Tidak ada yang lebih pintar. Tidak ada yang lebih mulia. Di sini kita adalah debu-debu yang sedang belajar.

Diary Yoga Prasetya untuk anak-anaknya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline