Lihat ke Halaman Asli

Yoga Prasetya

Penjelajah

Diary Pemuda Bersayap Hitam (Bagian 11)

Diperbarui: 19 Januari 2024   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Diary Pemuda Bersayap Hitam (Bagian 11)

Bisakah kita punya sayap? Ya, aku ingin punya sayap. Agar terbang tinggi seperti burung-burung di langit. Apakah kau tak ingin punya sayap?

Tapi aku takut kalau kau punya sayap. Kau akan menghilang dari kelas ini. Kau akan terbang entah ke mana. Makanya, Tuhan tidak memberi kita sayap.

Mana yang lebih penting, punya sayap atau punya akal? Akhirnya kita mengerti. Kita memang tak punya sayap, tetapi kita bisa terbang dengan menggunakan akal.

Berarti selama ini kita hanya belum menggunakan akal secara maksimal. Aku, kau, dia, mereka hanya belum seratus persen memanfaatkan pemberian Tuhan.

Tapi percayalah, ini bagian cerita yang menarik. Ketika kita mampu merefleksikan kekurangan kita. Di situ kita akan belajar untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Diary Yoga Prasetya untuk anak-anaknya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline