Lihat ke Halaman Asli

Yoga Prasetya

Penjelajah

Diary Pemuda Bersayap Hitam (Bagian 9)

Diperbarui: 18 Januari 2024   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Diary Pemuda Bersayap Hitam (Bagian 9)

Bukalah pintu kelas ini. Biarkan hatimu bebas. Peluklah udara alam hijau. Ia akan menyambutmu dengan riang. Mungkin kamu perlu waktu untuk memahami.

Yang sanggup memahami adalah yang mau belajar. Bila kamu mau belajar, maka kamu pasti akan banyak memberi. Ingatlah bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.

Apa pendapatmu tentang damai? Apakah damai itu harus selalu mengalah? Apakah damai itu harus selalu menyerah? Apakah damai itu harus selalu mengangkat bendera putih?

Jika kamu telah menjawab, maka tak perlu memikirkan kebenaran atas jawabanmu. Itu bukan ranah kita. Tugas kita hanya satu. Teruslah membaca. Teruslah menulis.

Yang terbaik tidak selalu benar. Mereka terkadang harus salah terlebih dahulu. Terus salah, terus berusaha. Tak ada jalan yang instan untuk mencapai kebenaran.

Diary Yoga Prasetya untuk anak-anaknya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline