Aku adalah pemuda bersayap hitam yang tersesat di kota mati. Tidak ada satupun makhluk kukenal. Hanya batu yang tertawa atau pohon yang menangis.
Setiap kuterbang, selalu saja ada suara yang mengganggu penglihatan. Setiap kuberjalan, batu-batu menertawakan sikapku. "Hahaha, dasar makhluk bodoh!"
Aku mencoba mendekati pohon yang tak berhenti menangis. Dia menyadari keberadaanku dan mengisyaratkan untuk berbicara. Dia berbisik lirik, "kota ini sedang mengincar pemuda tersesat sepertimu".
Cerpen tiga paragraf karya Yoga Prasetya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H