Pagi. Kuletakkan segala kebingungan dalam sudut yang bernama hati. Tempat berkumpulnya nafsu dan harap.
Ketika azan subuh berkumandang, apalagi yang bisa kudengar. Selain lafaz suci Sang Maha Besar.
Aku bersaksi tiada yang layak disembah selain Dia. Yang mencipta utusan sempurna. Hanya pada-Nya, segala doa dituju. Dan puisi ini mengalir menuju surga.
Puisi Yoga Prasetya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H