Lihat ke Halaman Asli

Yoga Prasetya

Penjelajah

Menyusun Teks Persuasi yang Sesuai Struktur dan Kaidah kebahasaan

Diperbarui: 18 Februari 2021   08:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Canva/Yoga Prasetya

Menyusun Teks Persuasi yang Sesuai Struktur dan Kaidah kebahasaan

Beberapa siswa merasa kesulitan menemukan contoh teks persuasi yang sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan teks persuasi. Contoh teks persuasi yang berserakan di internet ternyata kurang sesuai dengan struktur dan kaidah yang berlaku. Oleh karena itu, melalui kompasiana, saya akan membuat contoh teks persuasi dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan, agar siswa mampu memahami Kompetensi dasar 3.14 dan 4.14 pelajaran bahasa Indonesia kelas 8.

Sebelum menulis teks persuasi, kita harus paham dengan struktur dan kaidah kebahasaan teks persuasi. Merujuk pada buku siswa terbitan Kemdikbud (2017), struktur teks persuasi terdiri atas empat bagian. Pertama, pengenalan isu. Kedua, rangkaian argumen. Ketiga, pernyataan ajakan. Keempat, penegasan kembali.

Pengenalan isu berisi pengantar atau penyampaian tentang masalah yang menjadi dasar tulisan. Rangkaian argumen berisi sejumlah pendapat dan fakta terkait isu yang dibahas. Pernyataan ajakan berisi dorongan kepada pembaca untuk melakukan sesuatu yang bisa disampaikan secara tersurat maupun tersirat. Penegasan kembali berisi rangkuman dari pernyataan sebelumnya.

Setelah memahami struktur teks, mari kita naikkan level untuk memahami kaidah kebahasaan teks persuasi. Dalam buku bahasa Indonesia kelas 8 terbitan PT Intan Pariwara (2019), kaidah kebahasaan teks persuasi dibagi menjadi tujuh, yaitu kalimat ajakan, pendapat, fakta, kata teknis, konjungsi kausalitas, kata kerja mental, dan kata perujukan.

Kalimat ajakan ditandai dengan penggunaan kata imperatif dan ajakan (misal: ayo, harus, mari, jangan, dan lain sebagainya). Pendapat dan fakta dapat diambil dari argumen para ahli untuk lebih meyakinkan pembaca. Kata teknis berkenaan dengan topik yang dibahas. (Misal topik politik Indonesia: demokrasi pancasila, UUD 1945 dan lain sebagainya). Kata perujukan ditandai dengan kata "berdasarkan data..." atau "merujuk pada pendapat..". Penggunaan kata kerja mental, seperti: diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, menyimpulkan, dan sebagainya.

Untuk konjungsi kausalitas, sudah saya kupas dengan panjang di artikel sebelumnya. Silakan dibaca ya.

Nah, kini saatnya, saya akan membuat teks persuasi yang sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan. Untuk struktur, akan saya tulis sebelum paragrafnya sedangkan kaidah kebahasaan akan saya tulis dalam keterangan setelah teks. Berikut contoh teks persuasi.

Judul: Ayo Membeli Buku
Penulis: Yoga Prasetya

Pengenalan isu:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline