Lihat ke Halaman Asli

Hati yang Tak Bisa Dibohongi dan Memori yang Tak Bisa Dipungkiri

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Hhhmm ini buat kamu.....” kataku, sembari menyodorkan benda persegi panjang hitam dengan lambang mirip yang digunakan oleh kaum freemason atau paganisme tapi bukan pentagram.”Oh jadi setelah sekian lama kita tak bersua kamu jadi pengikut aliran satanis atau darahmu sudah terkontaminasi yahudi??” selorohnya sambil terus mengamati benda dan logo itu dengan seksama. Aku hanya tertawa terbahak-bahak mendengar celetukannya yang kadang terdengar satir.”Itu namanya heartagram,itu logo sebuah band dibuat dengan filosofi kalau hal yang buruk dan hal yang baik itu seimbang”, jelasku panjang kali lebar kali tinggi kepadanya.”Oh begitu ya...bagus juga buat tattoo di jari kelingking”,gumamnya sambil mengangguk-angguk. Semenjak kenal gadis ini beberapa tahun silam dan sampai sekarang berdiri di hadapanku tak pernah aku tak tertawa oleh celotehnya, setidaknya pasti ada saja senyumku meski hanya mengembang sekitar 2,5 cm saja.

Sore itu hanya ada aku, dia dan kenangan kami, meski tak pernah terjadi sesuatu diantara kami dulu.....mungkin. Terus apa yang dikenang dong??yang dikenang adalah pertemuan kami sekarang setelah kita masing-masing memisahkan diri dan tak berjumpa selama 5 tahun, karena sebenarnya kami tahu bahwa setelah pertemuan ini mungkin tidak akan ada lagi kesempatan untuk bertemu dan bercanda jadi momen inilah yang akan kami nikmati sekaligus kami kenang.

“Kamu masih suka merokok mas??kamu masih suka minum alcohol 70% mas??terus olahragamu apa sekarang??masih suka futsal??” bibirnya tak henti-henti memberondongku dengan pertanyaan-pertanyaannya.”Masih semuanya....tapi pasti ada yang berbedalah setelah 5 tahun berlalu,jerawatmu aja sekarang bentuknya beda,candaku sambil melempar senyum simpul mati kepadanya.

Senja semakin menjelang dan kami masih duduk berdua di bukit yang menghadap ke kota jadi kami sesekali mengucap kata kekaguman atas arsitektur Tuhan. Suara tawa kami menggema, hati kami bergetar setiap kilas balik cerita masa lalu yang cenderung labil dan konyol.Sedikit demi sedikit semua terkuak,kami tidak menyadari bahwa kami curhat terselubung atau bisa dikatakan curhat dadakan mencurahkan apa yang kami alami masing-masing selama 5 tahun berpisah tanpa kabar dan tanpa ada rindu. Semuanya serba tidak sengaja dan tiba-tiba, Tuhan mempertemukan kami lagi, membuat kami rindu lagi, membuat kami gila lagi dan mungkin membuat kami kecewa lagi. Pernah dengar quote “Whenever I’m happy, i get scared.Because i know i will be sad again”??itulah yang aku rasakan saat menemukan wajahnya kembali dan sikap dia yang seperti dulu.

Kaleng-kaleng bir berserakan disekitar kami dan kami tak mempedulikannya kami hanya peduli saat ini dan kami sendiri!! Malam menaungi kami, waktu kami tak banyak esok hari aku harus kembali ke perantauanku dan dia kembali menjalani kehidupannya dengan mimpi-mimpinya.Aku terus berpikir dan berkata dalam hati. “Aku ingin jujur, aku ingin kesempatan bertemu denganmu tidak sia-sia, aku harus mengatakannya....”,seruku dalam hati. Tiba-tiba tangannya menggenggam tanganku dan berkata “Sepertinya dulu kita dekat bukan sekedar dekat,kita suka bukan sekedar suka..sepertinya itu cinta!!”,tukasnya dengan mata lurus memandang kilauan lampu kota.”Cinta???”tanyaku padanya.”Iya cinta bung...aku telah munafikkan apa yang telah terjadi diantara kita saat itu dan ada sebuah hati yang tak bisa dibohongi,aku telah jatuh cinta and you’ve made it for me”, kata-kata manis itu keluar dari bibir tipisnya.Aku hanya terdiam dengan muka tolol meskipun sebenarnya memang tolol.”Oh God help me...what i supposed to do??”gumamku.Seandainya ada Doraemon aku pasti akan pinjam mesin waktu atau ada Si Owen Wilson dengan mobil masa depan yang dapat menembus waktu pasti aku akan kembali memperjuangkan perasaanku saat itu dan tidak pergi kemanapun tidak singgah di hati yang lain. Aku memeluknya perlahan, dia tak bisa menahan air mata mengalir membasahi bajuku. Aku berbisik kepadanya, “Semuanya memang sudah terlambat, 5 tahun kita berlalu tapi ada hati yang tak bisa dibohongidan ada memori yang tak bisa dipungkiri, memori yang mengingatkanku akan dirimu dan cinta yang terlambat datang, kamu tersadar bahwa ternyata cinta untukku itu memang ada”. Jari-jari lentiknya mengusap pipiku yang hangat, air mata turun tanpa kusadari.

“Penumpang pesawat Lion Air tujuan Surabaya dengan nomor penerbangan JT-020 diharapkan segera naik ke pesawat memalui pintu A3”, tiba-tiba lamunanku dikejutkan oleh suara announcer bandara memanggil penumpang, itu pesawatku!!aku melihat tiketku dan tersenyum mengingat lamunanku seandainya nanti di kota itu aku bertemu dengannya.”Memories sharp as dagger...with the venomous kiss you gave i’m killing loneliness..with the warm of your arms i’m killing loneliness with you” , aku bernyanyi lirih menuju ke pintu pesawat yang akan membawaku ke kota kenanganku.

Ost-“Killing Loneliness” by HIM

Based on the story “Tak Pernah Tepat Waktu”

Sekali semuanya hanya fiksi belaka dengan tokoh anonim berdasarkan kisah yang hampir nyata J




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline