Lihat ke Halaman Asli

Yoga Agung Darmawan

Mahasiswa S1 Fisika Universitas Airlangga

Alasan Mengapa Indonesia Membutuhkan Komputer Kuantum

Diperbarui: 9 Juli 2023   16:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia Hi-Tech. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa orang yang tidak pernah mendengar bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia? Saya menduga sudah banyak rakyat Indonesia yang tahu tentang hal ini. Kita punya lebih dari 17.000 pulau, masyarakat kita beragam dengan suku berjumlah lebih dari 300 yang memiliki bahasa dan budaya yang berbeda-beda. Kondisi kita semacam ini memberi tantangan kepada kita dalam menjaga konektivitas antara pulau satu dengan yang lain. Kenapa perlu menjaga konektivitas? Karena jika tidak maka tidak akan muncul komunikasi yang bisa menimbulkan rasa persaudaraan. Ketika kita mudah berkomunikasi dengan orang di pulau lain maka kita akan mengenal siapa dan bagaimana sebenarnya masyarakat Indonesia.

Sebagai negara kepulauan yang memiliki potensi besar dalam perekonomian berbasis laut, perlu ada solusi yang mampu memaksimalkan potensi tersebut sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Cita-cita menghubungkan berbagai pulau di Indonesia pernah dimiliki oleh salah satu presiden kita, seorang yang juga dikenal karena kecerdasannya di bidang teknologi aviasi, yaitu bapak BJ Habibie. Beliau ingin membuat pesawat agar pulau-pulau di Indonesia bersatu. Maksudnya adalah agar rakyat Indonesia bagian timur dapat secara mudah mengakses daerah Indonesia bagian barat, misalnya. Sayangnya, ketika kita melihat beberapa tahun ke belakang, rasanya jati diri negeri maritim kita telah pudar. Kita terlalu fokus pada pembangunan infrastruktur darat dan melupakan infrastruktur laut. Kita adalah bangsa maritim yang berpikiran bangsa daratan. Untungnya, kita disadarkan kembali pada identitas asli kita ketika pemerintah mulai membahas pembangunan infrastruktur laut. Kita baru sadar akan kekuatan besar kita ternyata ada di laut. Kita baru sadar kita bakal bertambah kuat jika rakyat kita mudah bersatu. Konektivitas perlu dibangun antara pulau satu dengan pulau lainnya.

Mungkin sudah jelas untuk memperkuat konektivitas tersebut adalah dengan membangun bandara-bandara, pelabuhan-pelabuhan, tol-tol lintas pulau, dan lain sebagainya. Namun ada satu aspek lain yang perlu dipertimbangkan, yaitu konektivitas digital. Era sekarang memungkinkan kita terhubung dengan orang yang terpisah sangat jauh jaraknya tanpa memindahkan raga kita. Kita punya ponsel cerdas. Meskipun kita berbeda negara, alat ini bisa membantu kita berkirim pesan singkat hanya dalam hitungan detik. Bahkan kita juga bisa melakukan panggilan video, sehingga kita bisa berinteraksi dengan menatap wajah orang yang kita hubungi.

Kita perlu membangun infrastruktur digital ini di seluruh daerah di Indonesia. Pelan-pelan kita sudah membangun tower-tower di beberapa pelosok daerah, pelan-pelan kita juga sudah meluncurkan satelit-satelit buatan bangsa sendiri. Lantas, ketika di seluruh penjuru Indonesia sudah memiliki akses internet, apakah pembangunan digital guna memperkuat konektivitas rakyat kita sudah selesai?

Belum, karena apa? Karena ada ancaman terhadap teknologi digital pada beberapa tahun ke depan. Ancaman ini membuat rapuh sistem keamanan data digital kita. Ancaman itu datang dari penemuan komputer kuantum. Sebuah konsep teknologi komputer terbaru yang diperkirakan memiliki tenaga proses berkali-kali lipat lebih cepat daripada komputer kita sekarang, yang mana kita sebut sebagai komputer klasik. Ilmuwan menghitung, ketika ada sebuah permasalahan yang membutuhkan waktu seribu tahun bagi komputer klasik mendapatkan jawabannya, komputer kuantum hanya memerlukan waktu satu menit. Kekuatan komputer seperti itulah yang akan sangat mudah menembus sistem keamanan manapun. Sampai saat ini, cara yang diketahui untuk membendung serangan komputer kuantum adalah dengan menggunakan sistem pertahanan komputer kuantum itu sendiri. Dengan kata lain, kita gunakan komputer kuantum untuk melindungi data kita dari serangan komputer kuantum lain.

Pada keadaan seperti ini, Indonesia membutuhkan komputer kuantum. Setelah infrastruktur digital kita sudah merata, yang kita lakukan selanjutnya adalah membangun sistem pertahanan digital. Kita amankan data digital rakyat kita dan berbagai data penting negara. Kita perlu membuat komputer kuantum kita sendiri. Dengan menguasai teknologi ini, Indonesia tidak akan bergantung pada impor komputer kuantum dari negara lain.

Okelah, tujuan pertama kita memilikinya adalah untuk keamanan data. Namun, sebenarnya ada manfaat besar lain jika kita memiliki komputer kuantum. Komputer kuantum yang kita miliki akan menjadi kekuatan riset besar kita. Komputer ini akan membantu para peneliti lain untuk memecahkan permasalahan di berbagai bidang, seperti:

  • Pemodelan cuaca. Untuk mendapatkan model cuaca yang akurat kita perlu komputer yang kuat memproses begitu banyak data.
  • Optimasi logistik. Kita kembali mengingat bahwa kita negara kepulauan yang dihubungkan oleh transportasi laut dan udara. Bagaimana efisiensi rute dan proses lainnya sangatlah rumit. Dengan bantuan komputer hal ini dapat dilakukan, bahkan hanya dengan komputer klasik. Namun, ketika sistem logistik semakin besar, komputer klasik pun mulai kwalahan.
  • Pengembangan obat-obatan. Simulasi molekul perlu dilakukan untuk menekan biaya pengembangan. Molekul tersebut bisa disimulasikan dalam komputer. Kesulitan terletak ketika molekul yang ingin disimulasikan semakin kompleks, komputer klasik tidak mampu secara cepat melakukannya. Terakhir,
  • Kecerdasan buatan. Memang hanya dengan menggunakan komputer klasik kehebatan kecerdasan buatan tak perlu kita pertanyakan. Tapi bagaimana jika kita menggunakan kekuatan komputer kuantum untuk menjalankan algoritma kecerdasan buatan? Apa yang terbayangkan?

Saya kira itu hanya sejauh yang bisa kita pikirkan untuk saat ini. Bisa jadi yang terjadi adalah kita akan menemukan potensi-potensi besar lain ketika komputer kuantum sudah ada di tangan kita. Sementara ini, kita bisa fokus untuk mempelajari teknologi tersebut agar kita mampu membuat teknologi itu sendiri. Sehingga kita mampu memecahkan berbagai permasalahan di Indonesia, mengamankan data digital rakyat kita, dan mengakselerasi penelitian kita sampai bisa menyusul atau bahkan mendahului penelitian-penelitian negara lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline