Lihat ke Halaman Asli

Suka-duka Transportasi di Nusa Tenggara Timur

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1387550513142145826

[caption id="attachment_310194" align="aligncenter" width="609" caption="Ilustrasi/ Admin (Kompas.com)"][/caption]

Kerja di provinsi NTT yang kepulauan membuat pengalaman saya di berbagai daerah di NTT sangat berkesan, karena dituntut cepat dalam penanganan gangguan maupun permintaan pasang baru yang kadang dadakan, maka saya harus mencari transportasi tercepat untuk sampai ke lokasi, dan karena inilah saya berkesempatan menikmati transportasi via udara dari berbgai maskapai penerbangan.

Jangan bayangin yah naik pesawat yang gede, memakai mesin jet seperti BOEING ataupun AIRBUS, bandara di daerah NTT yang besar yang bisa dibuat mendarat pesawat gede hanya ada di Kupang Pulau Timor, Waingapu di Pulau Sumba, Ende dan Labuan Bajo di Pulau Flores.  Selebihnya hanya menggunakan pesawat baling-baling seperti ATR, beberapa orang seperti pejabat daerah kadang takut jika memakai pesawat jenis ini, mereka lebih memilih menunggu pesawat besar dengan mesin jet. Tapi jika di daerah yang memiliki bandara kecil, mau tidak mau mereka harus menggunakan pesawat baling-baling atau turun di bandara besar kemudian melanjutkan perjalanan via darat, sungguhh melelahkan...

Pernah suatu ketika saya ada kerjaan di Bank NTT Cabang Sabu Raijua, lokasi nya berada di pulau Sabu.. pulau terselatan di Indonesia kedua setelah pulau Rote. Pikir saya di bandara tersebut seperti bandara-bandara lain di daerah NTT, yang kecil masih ada pesawat baling-baling seperti ATR yang berpenumpang sekitar 40-an orang, ternyata eh ternyata...hanya ada maskapai Susi Air.

Singkat cerita, saya sudah tiba di bandara El-Tari Kupang untuk check in, ada yang beda saat check in menggunakan maskapai Susi Air ini, penumpang diharuskan timbang badan dulu beserta barang bawaannya. Jadi, barang bawaan bukan di taruh di conveyor secara terpisah. Jika dirasa over, barang bawaan akan dikurangi dan dibawa terbang secara terpisah, bisa hari itu juga atau besoknya kalau ada penerbangan.Hahaha...

Pesawat akan berangkat, berdirilah saya dari tempat duduk di ruang tunggu untuk berjalan menuju pesawatnya, lalu... wowww...pesawatnya kayak di film warkop DKI, pesawat Cessna. Sebelum naik pesawat, ada petugas yang memberi info peraturan keselamatan penerbangan (biasanya ini dilakukan di dalam pesawat oleh pramugari) semakin aneh saja. Maklum baru pertama naik pesawat jenis ini. Kapasitas pesawat jenis ini hanya 12 orang dan penumpang bisa lihat langsung si pilot mengoperasikan pesawatnya tanpa batas penghalang. Jika ditanya bagaimana rasanya naik pesawat ini? Oleng semua terkena terpaan angin jika akan mendarat, mungkin karena pesawatnya kecil yah...bikin mual.

Hikmah yang saya dapat dari pengalaman ini, BERSYUKURLAH... saat naik pesawat dengan mesin jet yang kadang saat mendarat kurang sesuai kadang bikin mual ternyata lebih enak dibandingkan jika naik pesawat baling-baling jenis ATR, naik pesawat ATR pun ternyata lebih enak dibandingkan naik pesawat Cessna, naik Cessna pun lebih enak dibandingkan dengan kapal laut (bisa mabok laut berjam-jam), sebenarnya naik kapal laut pun lebih enak daripada menyebrangi dengan renang. Hahahaha... :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline