DKI Jakarta, 29/06/2021 -- Di masa pandemi Covid-19 ini memang segala aktivitas dan mobilitas di atur dan di minimalisir oleh pemerintah. Salah satu kegiatan yang di atur oleh pemerintah adalah kegiatan belajar mengajar, yang sebelumnya dengan system tatap muka menjadi darling. Hal ini menjadi perdebatan antara pro dan kontra terlebih lagi bagi matra tingkat pendidikan teratas atau tingkat universitas. Hal ini menjadi krusial terlebih Mahasiswa/i ini memerlukan bekal untuk masuk kedalam dunia pekerjaan nantinya.
Fiqih adalah salah satu mahasiswa Universitas Satya Negara Indonesia yang kontra terhadap system kuliah online ini. Menurut Fiqih, kuliah online tidak terlalu efektif dikarenakan yang diterima mahasiswa hanyalah teori bukan praktek langsung.
"kuliah online itu menurut saya kurang efektiv ya, karena yang diberikan kepada mahasiswa itu hanya teori dan kita harus membaca itu. Sedangkan jika tatap muka dosen memberi pemahaman langsung, jika ada prakteknya kita bisa praktek langsung, trus komunikasi jadi lebih intens kan kalo tatap muka. Kalo Cuma teori aja yang dikasih kan, mahasiswa juga bisa nyari dari google" ujar Fiqih.
Hal berbeda di utarakan oleh Ucilu seorang mahasiswi dari Universitas yang sama. Ucilu sangat pro dengan system perkuliahan online. Menurutnya system perkuliahan online lebih fleksible di waktu, dan menurutnya ke efektifitasan system kuliah online ini tergantung dari setiap pribadi mahasiswa/i.
"karna dimasa pandemi ini kita gaboleh keluar rumah kan ya, jadi kuliah online itu lebih aman. Terus juga saya bisa bagi waktu sama kerjaan saya yang juga wfh. Jadi kuliah online ini bener bener fleksibel banget menurut saya. Kalo masalah efektivitas, itu Kembali lagi dari setiap individunya si, karna menurut saya sebagus apapun system yang di buat kalau individunya males ya, gabakal berkembang juga sistemnya" ujar Ucilu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H