Aku bawaannya selalu curiga kalau melihat orang yang semula gemuk tiba-tiba menjadi kurus dalam waktu singkat. Maklum, aku pernah berprofesi sebagai dokter.
Karena "mantan" profesiku itu, aku terbiasa menaruh perhatian pada setiap penurunan berat badan yang terjadi secara drastis, maka harap maklum kalau kemudian aku jadi berubah cerewet dan lantas mengurusi masalah timbangan berat badan itu secara serius. Pertanyaan dan saran akan mengalir secara lancar dari mulutku.
Meskipun pada 'zaman now' ini lagi musim diet yang bisa bikin beberapa orang kehilangan berat badan yang cukup banyak dalam waktu singkat.yang disebabkan karena mereka hanya mengonsumsi makanan rendah (bahkan ada yang sama sekali tidak mengandung) karbohidrat, dan meningkatkan konsumsi lemak serta protein. Meski begitu aku ya tetap saja enggak bisa langsung berkesimpulan kalau penurunan berat badan itu disebabkan karena diet semacam itu.
Adik bungsuku -Retta- adalah salah seorang yang selalu aku lempari pertanyaan, "Kok Etta kurus banget sih? Ke dokter deh, periksa lab". Padahal sih, sebenernya Retta enggak kurus-kurus banget, bahkan jauhlah dari definisi kurus.
Kami sekeluarga, kakak-beradik berasal dari keluarga 'besar', baik dalam hal jumlah (kami berdelapan orang) maupun postur tubuh, rata-rata berat badan di atas 70-an kilogram dan Retta, walaupun sudah kelihatan lebih kurus dari biasanya, taksiranku BB-nya masih sekitar 80kg.
Jadi kalau orang lain yang melihat postur adikku saat ini, mustahil juga untuk berkomentar kalau Retta itu kurus banget.
Kurus yang aku maksud adalah penurunan berat badannya --menurut perkiraanku-- yang cukup banyak.
Retta tahu pasti apa yang menjadi kekhawatiran aku dan kakak-kakaknya yang lain, yang juga menjadi cerewet melihat perubahan tubuhnya.
Sehingga, terus terang, menjadikan penampilan ia menjadi lebih bagus dibandingkan sebelumnya atau dibandingkan aku yang overweight. Namun pengalaman membuat kami memiliki kecurigaan yang beralasan.
Aku gak mempan dengan jawaban yang diberikan seperti, "Etta makannya emang sedikit, Ma. Pengen makan sih, tapi nggak nafsu aja rasanya, begah." Atau, "Etta diet, tapi bukan diet yang lagi booming itu!"
Tetap saja aku minta Retta untuk periksa gula. Awalnya aku memang takut dia kena DM, pasalnya ibuku dulu penderita DM dengan komplikasi yang cukup berat, sampai cuci darah.