Presiden Rusia Vladimir Putin telah dipastikan tidak akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi negara-negara kelompok 20 (KTT G20) di Bali pada 15-16 November, dan diwakili oleh Menteri luar Negeri Sergey Viktorovich Lavrov disebut Sergey Lavrov.
Juru bicara Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Jodi Mahardi mengatakan Putin kemungkinan hadir secara virtual di KTT G20.
Sementara itu, Lavrov sebelumnya menghadiri pertemuan antar Menlu G20 di Bali secara langsung. Kedutaan besar di indonesia telah mengonfirmasikan pada kamis (10/11) bahwa sang presiden tidak akan hadir di pertemuan para pemimpin negara anggota G20.
AFP melaporkan bahwa Kedutaan Besar Rusia di Jakarta juga memastikan bahwa Lavrov akan menggantikan putin hadir di KTT G20.
"Saya dapat memastikan (Menlu) Sergei Lavrov akan memimpin delegasi Rusia di G20. Program untuk presiden Putin masih berproses, Program Presiden Putin masih digarap dan ia bisa berpartisipasi secara virtual".
Dalam wawancaranya dengan Financial Times, Jokowi mengatakan dirinya mendapat "kesan yang kuat" bahwa Putin tidak akan menghadiri KTT G20 Bali. Jokowi mengatakan Rusia tetap disebut dalam KTT itu yang sejauh ini didominasi ketegangan atas invasi rusia ke ukraina. Di kesempatan itu, Jokowi juga meluapkan kekhawatirkannya sebagai tuan rumah G20 tahun ini jika KTT forum itu akan berlangsung di bawah bayang-bayang ketegangan internasional "yang sangat mengkhwatirkan". Ia juga menyampaikan kekhawatiran bahwa tensi geopolitik yang meningkat saat ini akan "membayang-bayangi" pertemuan G20 yang seharusnya berfokus pada sektor ekonomi.
"G20 bukan untuk forum politik. Ini untuk forum ekonomi dan pembangunan," ucap Jokowi.
Sejumlah pemimpin dunia lainnya akan menghadiri KTT yang dimulai pada 15 November, termasuk presiden AS, Joe Biden, dan presiden China, Xi Jinping. Biden sebelumnya telah mengatakan dirinya tidak berniat mengadakan pertemuan dengan Putin di Bali jika ia hadir, Konfirmasi mengenai ketidakhadiran Putin sekaligus mengakhiri berbagai pertanyaan dan spekulasi di tengah semakin terdesaknya pasukan Rusia dalam Perang Ukraina.
Namun Jokowi, mengatakan Zelensky masih mempertimbangkan situasi dan kondisi di negaranya dan belum memberei kepastian. "Beberapa hari yang lalu juga bertelepon, berbicara lewat telepon dengan presiden putin dan presiden Zelensky, beliau menyampaikan akan hadir kalau kondisinya memungkinkan".
Sebelumnya, pemerintah Rusia mengumumkan penarikan pasukan dari kota Kherson setelah mendapat tekanan balik dari militer Ukraina di kota pelabuhan itu.
Al Jazeera mengatakan pengumuman itu disampaikan oleh salah satu pemimpin angkatan bersenjata Rusia, Jenderal Sergey Surovikin, pada Rabu dan diperkirakan akan menjadi pukulan telak bagi militer negara itu di tengah upaya yang masih berlangsung untuk menguasai kota-kota di Ukraina.