Lihat ke Halaman Asli

Yuyu Siti Juhaeni

Official Government

Tolong Bantu untuk Tidak Berhutang

Diperbarui: 30 September 2023   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Beberapa hari terakhir ada nomor yang ga dikenal dan nomor tersimpan di phone book bertanya kabar dengan sapaan yang akrab lalu berujung dengan meminjam uang. Pola yang sama selalu berulang, tidak kenal dekat, tidak pernah bertegur sapa, sekalinya menyapa karena sesuatu, meminjam uang.

Alasannya macam-macam, mulai dari untuk biaya makan, bayar sekolah, anak sakit sampai dengan cicilan jatuh tempo disertai dengan kalimat drama "tolong bantu". Hey! kita ga sedekat itu untuk saya harus membantu dan tahu apa saja kesulitan yang sedang dihadapi. Karena berdasarkan pengalaman, orang-orang seperti ini memiliki jurus menghilang yang baru akan muncul untuk meminjam uang kembali atau bahkan akan menghilang selamanya setelah berhasil mendapat pinjaman. Yaaa sesuai sih dengan konsep awal "tolong bantu", literally membantu, harus punya stok sabar dan ikhlas, kalau-kalau uang yang dipinjamkan tidak akan pernah kembali.

Kebiasaan orang-orang yang berhutang (dan dipastikan tidak membayar) seperti ini sama dengan mencuri kan ya?
dimana yang bersangkutan menggunakan dan memakan uang yang bukan haknya. Jadi teringat hadits riwayat Ibnu Majah"Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri." (HR. Ibnu Majah). Cape-cape bekerja untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah, niat membantu orang yang sedang kesulitan keuangan dengan akad meminjam tapi kemudian tidak dibayar.

Hutang seharusnya tidak akan pernah ada kalau memiliki cashflow keuangan dan pemahaman agama khususnya muamalah yang baik. Bagaimana tidak, seseorang dengan cashflow keuangan yang baik tidak akan mungkin berpikir untuk memenuhi kebutuhan konsumtif dengan berhutang. Segala pengeluaran selalu disesuaikan dengan pendapatan, bukan sebaliknya. Begitu juga orang dengan pemahaman agama khususnya muamalah yang baik, tidak akan berani mempermainkan janji dan mengkhianati kepercayaan yang sudah diberikan. Last but not least, tidak mungkin juga punya nyali yang tinggi untuk tiba-tiba berhutang kepada orang yang tidak kenal baik. Silaturahmi dulu atuh jangan ujug-ujug "memutuskan" silaturahmi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline