Lihat ke Halaman Asli

Yuyu Siti Juhaeni

Official Government

Analisis Pengaruh Kencan dengan Sang Pacar Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sejak 2 hari yang lalu, saya mendadak kepo gara-gara insiden kecelakaan maut yang melibatkan seorang anak dari salah satu petinggi negeri tercinta. Dugaan sementara pihak berwenang adalah si pengemudi mengantuk saat berkendara. Berbagai statement penyebab mengantuknya si pengemudi pun muncul, mulai dari side effect mengkonsumsi obat maag, aktivitas perayaan tahun baru, hingga kencan di rumah sang pacar sampai pukul 5.00 am.

Ahaa! statement penyebab terakhir sangat menarik bagi saya, karena ini merupakan topik aktual & faktual. Terlebih, saya adalah seorang pendidik, kaka dari 3 orang adik dan calon ibu yang akan mendidik generasi penerus bangsa yang cerdas, sholeh & sholehah, juga unyu-unyu. amiiin... hahaha
Sehingga, fokus penulisan kali ini mengenai ANALISIS PENGARUH KENCAN DENGAN SANG PACAR TERHADAP KECELAKAAN LALU LINTAS *thesis syndrome*

Menurut Yuyu Siti Juhaeni (2012), pacaran adalah salah satu aktivitas naluriah dengan berbagai motif psikologis maupun fisiologis yang dilakukan oleh individu satu dengan individu lainnya. Asal mula pacaran tidak diketahui secara pasti, namun secara empiris istilah pacaran telah ada jauh sebelum saya lahir *weww*

Pacaran merupakan aktivitas yang dilakukan oleh hampir semua kalangan, melintasi batas (borderless) geografis, demografis, sosiologis, kultural dan lain sebagainya. Selain itu, pacaran dapat ditinjau dari berbagai perspektif, bergantung pada esensi dan tujuan membahas pacaran. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan perspektif sosial, financial, serta personal (tentu saja... hahaha) yang diuraikan sebagai berikut:

1. Sosial
Pacaran merupakan aktivitas sosial, karena melibatkan 2 individu dalam menjalin komitmen atas dasar suka sama suka. Pacaran memiliki konsekuensi menyatukan berbagai aspek antar individu yang saling berhubungan, mulai dari keluarga, teman, komunitas, hobi, dan lain sebagainya. Contoh, A dan B berpacaran. Maka A, mau tidak mau, mengenal hampir semua tentang B. B anak siapa, berapa bersaudara, rumahnya dimana, temannya siapa aja, hobinya apa, pendidikan terakhirnya apa, aktivitasnya ngapain aja, dan lain-lain. Begitu pula dengan B.
Intinya, pacaran melibatkan orang-orang disekitar. Asumsi pacaran yang menyatakan bahwa "dunia ini milik berdua, yang lain ngontrak" adalah nonsense!

2. Financial
Pacaran membutuhkan pengorbanan, termasuk pengorbanan finansial. Hal ini tidak hanya berlaku bagi individu kurang beruntung yang memiliki pasangan matre, tapi juga berlaku bagi semua aktivis pacaran. ingat! SEMUA
Contoh kasus, si cowo dateng ke rumah cewe yang berjarak kurang dari 1 km dari rumahnya. Si cowo sangat beruntung karena si cewe bukan tipe cewe matre, jadi si cowo bisa maen ke rumah si cewe tanpa harus bawa oleh-oleh. Dalam konteks financial, si cowo mendatangi rumah si cewe dengan menggunakan kendaraan (mobil, motor) yang tentu saja membutuhkan bahan bakar, premium sekalipun. Kecuali klo si cowo pergi ke rumah si cewe dengan berjalan kaki. Eh, tapi tetep aja energi yang digunakan untuk berjalan kaki bisa dikonversi dalam bentuk nominal, apalagi klo si cowo hobi jajan. haus lah, laper lah. Bisa lebih tinggi ini mah costnya walopun ga bawa oleh-oleh. hahaha
Jadi, pacaran membuat financial berada pada akun debet, disadari atau tidak.

3. Personal
Makna, esensi, tujuan pacaran tidak dapat menggunakan asumsi ceteris paribus sebagaimana dalam ilmu ekonomi. Hal ini bergantung pada individu yang terlibat, baik secara psikologis maupun fisiologis. Dalam hal ini, jangan sampai aktivitas pacaran mengganggu kebebasan individu sebagai makhluk merdeka, berdaulat, adil dan makmur *wataww*

Back the tittle, pacaran merupakan keniscayaan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan ketika individu memutuskan berpacaran. Kaitannya dengan kecelakaan lalu lintas, terdapat pihak-pihak yang saling berkorelasi secara holistik disini. Walaupun, kecelakaan lalu lintas merupakan bagian dari takdir yang tentu saja tidak bisa diestimasi. Peran orang tua memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam meminimalisir berbagai bentuk kecelakaan, termasuk kecelakaan lalu lintas. Alangkah lebih baik dan bijak jika orangtua menerapkan aturan main terhadap anak seperti penerapan jam malam (di rumah kami, penerapan jam malam dibatasi hingga pukul 21.00). Orangtua juga hendaknya tahu segala aktivitas anak, hal ini memiliki banyak manfaat terhadap hubungan orangtua dengan anak, selain sebagai tindakan preventif dan protektif bagi anak. Sadarkan anak bahwa dia tidak hidup sendiri. Ada banyak orang yang saling berhubungan dengannya, terutama keluarga.

salam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline