Lihat ke Halaman Asli

Yodi Kurniadi

Yodi Kurniadi

Mengakrabkan Generasi Z dengan Perpustakaan

Diperbarui: 31 Desember 2020   06:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh

Yodi Kurniadi

Perpustakaan adalah salah satu unit di lembaga pendidikan yang memiliki peran untuk mendukung pembelajaran sepanjang hayat dengan menyediakan berbagai macam informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna. Perpustakaan seperti halnya sebuah organisme yang selalu tumbuh dan berkembang. Ia selalu beradaptasi dengan kemajuan zaman, berupaya memahami perkembangan kebutuhan penggunanya sehingga suatu ketika dapat menjelma menjadi pilihan utama bagi pemustaka dalam menelusuri informasi. Inilah sesungguhnya yang dikatakan perpustakaan mengikuti tren, perpustakaan tidak mau ketinggalan zaman (Wiji Suwarno, 2016).

Karakteristik Generasi Z

Seiring dengan perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi, perilaku generasi muda saat ini sudah serbadigital. Mereka disebut sebagai generasi Z atau generasi digital native. Generasi ini kelahiran 1995-2010, dalam Bencsik, Csikos, dan Juhez (2016:92). Akhmad Sudrajat (2014) menjelaskan karakteristik umum dari generasi Z dan implikasinya terhadap pengembangan layanan perpustakaan di antaranya:

Pertama, Fasih Teknologi. Mereka adalah “generasi digital” yang mahir dan gandrung akan teknologi informasi dan berbagai aplikasi komputer. Mereka dapat mengakses berbagai informasi yang mereka butuhkan secara mudah dan cepat, baik untuk kepentingan pendidikan maupun kepentingan hidup kesehariannya. Gawai dan perangkat lainnya adalah suatu alat yang bermanfaat dibandingkan buku teks.

Kedua, Sosial dan Multitasking. Mereka sangat intens berkomunikasi dan berinteraksi dengan semua kalangan, khususnya dengan teman sebaya melalui berbagai media sosial. Informasi pendidikan, game, hobi hingga media sosial yang booming seakan menjadi surga bagi generasi ini. Salah satu keunikan generasi Z adalah mereka cenderung menggunakan gaya multitasking, yakni melakukan beberapa pekerjaan sekaligus.

Ketiga, Berpikir Instan. Mereka menginginkan segala sesuatunya dapat dilakukan dan berjalan serbacepat. Mereka tidak menginginkan hal-hal yang bertele-tele dan berbelit-belit. Generasi Z lebih dominan pada alat pembelajaran secara audiovisual dibandingkan metode tradisional.

Upaya Mengakrabkan Generasi Z dengan Perpustakaan

Lalu apa yang harus dilakukan oleh pengelola perpustakaan supaya generasi Z menjadi akrab dengan perpustakaan? Bagaimana cara memikat mereka supaya mengunjungi perpustakaan atau menggunakan produk perpustakaan? Aspek-aspek apa saja yang harus diperbarui oleh pengelola perpustakaan? Jangan sampai kalimat motivasi Perpustakaan “Buku adalah jendela dunia” akan mengalami pergeseran kata dan makna menjadi “Google adalah jendela dunia.”

Aspek-aspek berikut ini mungkin sudah diperbarui dan diterapkan oleh beberapa perpustakaan di Indonesia, seperti Perpustakaan Nasional RI, beberapa perpustakaan umum daerah, dan beberapa perpustakaan universitas. Namun sebagian besar perpustakaan di daerah-daerah di Indonesia belum dan harus memperbarui pola layanan, koleksi, ruangan, dan fasilitas perpustakaan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman yang serbadigital.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline