Apakah Hubungan Knowledge Management dengan Organisasi ?
Organisasi merupakan sebuah hal yang selalu kita temui dalam kehidupan ini. Organisasi adalah sebuah wadah untuk sekumpulan orang yang bekerja sama secara rasional serta sistematis yang terpimpin atau terkendali untuk mencapai tujuan tertentu memanfaatkan sumber daya yang ada di dalamnya. Menurut J. William Schulze (1949)
Organisasi merupakan penggabungan dari orang-orang, benda-benda, alat-alat perlengkapan, ruang kerja dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, yang dikumpulkan dalam hubungan yang teratur dan efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dimulai sejak duduk dibangku sekolah hingga nantinya lulus dan mulai bekerja kita sudah masuk kedalam Organisasi. Sebuah organisasi haruslah memiliki tujuan yang jelas, tujuan dan berbagai hal yang akan dilakukan nantinya akan tertuang pada visi dan misi organisasi.Dalam sebuah organisasi pasti ada individu yang memiliki pengetahuan keahlian ataupun kinerja yang sangat baik dibandingkan dengan individu lainnya yang ada di dalam organisasi tersebut. individu ini biasa disebut dengan Master performance. Seorang Master performance pasti memiliki kinerja ataupun pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan individu lain dalam organisasinya pengetahuan tersebut tidak hanya didapat dari pembelajaran ataupun pelatihan yang diikutinya melainkan juga dari pengalaman saat menekuni bidangnya. Pengetahuan yang dimiliki Master performance ini disebut sebagai Tacit Knowledge. Tacit knowledge merupakan pengetahuan yang masih ada di dalam pikiran seseorang dan belum dapat dipahami orang banyak. Pengetahuan yang masih ada di dalam pikiran seorang Master performance ini harus dimanfaatkan oleh perusahaan atau organisasi tempatnya bekerja sebagai bekal bagi penerus Master performance jika nantinya Ia pensiun. Bagi seorang penerus dari Master performance pasti akan membutuhkan waktu yang lama untuk membentuk dirinya nya agar dapat memiliki pengetahuan atau kinerja yang sama atau keahlian yang sama dengan Master performance sebelumnya. Oleh karena itu, sebuah organisasi atau perusahaan perlu mengubah atau mengelola Tacit Knowledge yang dimiliki seorang Master performance menjadi Explicit Knowledge. Explicit knowledge adalah pengetahuan yang sudah dalam bentuk nyata sehingga orang lain dapat mempelajarinya. Proses Mengelola tacit Knowledge menjadi Explicit Knowledge ini disebut sebagai Knowledge Management atau Manajemen Pengetahuan.
Menurut Dalkir (2011:4) KM adalah sebuah koordinasi sitematis dalam sebuah organisasi yang mengatur sumber daya manusia, teknologi, proses dan struktur organisasi dalam rangka meningkatkan value melalui penggunaan ulang dan inovasi. Koordinasi ini bisa dicapai melalui menciptakan, membagi dan mengaplikasikan pengetahuan dengan menggunakan pengalaman dan tindakan yang telah diambil perusahaan demi kelangsungan pembelajaran organisasi.
Menurut Rigby (2009) dalam buku Dalkir (2011:5-6), KM mengembangkan sistem dan proses untuk mendapatkan dan berbagi aset kepandaian. Ini meningkatkan generasi berdasarkan kegunaan, dapat dipertanggungjawabkan, dan informasi penuh arti, dan mencari agar meningkatkan kedua hal, individu serta kelompok belajar. Selain itu dapat memaksimalkan nilai dari sebuah dasar kepandaian organisasi melewati fungsi berbeda dan lokasi berbeda. KM mengatur bahwa keberhasilan bisnis berupa koleksi bukan produk tapi dasar pengetahuan khusus. Kepandaian adalah kunci yang akan memberikan daya saing perusahaan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Knowledge Management atau Manajemen Pengetahuan adalah suatu langkah-langkah sistematis dalam mengelola asset intelektual atau pengetahuan dan berbagai informasi dari individu atau perorangan dan organisasi untuk menciptakan keunggulan dalam bersaing dan memaksimumkan nilai tambah serta inovasi.
Unsur-unsur pada Knowledge Managemet atau Manajemen Pengetahuan
Terdapat dua unsur penting dalam penerapan Knowledge Management pada Organisasi, yaitu budaya organisasi dan struktur organisasi.
Menurut Elliot & O’Dell 1999 Organizational Culture didefiniskan sebagai nilai-nilai yang dianut oleh organisasi dalam upaya mencapai competitive advantage yang berkesinambungan.
Oleh karena itu, pada sebuah organisasi perlu ditetapkan budaya yang sesuai sebagai salah satu upaya mendukung anggota oragnisasinya dalam menciptakan banyak pengetahuan baru dan mampu mendistribusikannya untuk memajukan organisasi. Budaya organisasi yang mengandung nilai kolaboratiff, kepercayaan, belajar, dan kepemimpinan akan memperlancar proses manajemen pengetahuan.
Dalam sebuah organisasi, Struktur memaikan sebuah peran yang paling penting, yaitu menentukan tingkat keberhasilan dari proses inisiasi knowledge management. Struktur organisasi akan berpengaruh terhadap cara mereka beroperasi dan tentu akan mempengaruhi pula cara bagaimana pengetahuan diciptakan.