MUKTISARI-Masyarakat Dusun Ciloagirang Desa Muktisari merayakan hari raya Idul Adha di Mesjid Al-Falaah dan sekitarnya, Minggu (10/7/2022).
Perayaan hari raya Idul Adha tahun ini terdiri dari beberapa acara, diantaranya menggemakan kalimat takbir atau sering disebut juga dengan takbiran yang dilaksanakan sejak malam hari sampai hari tasyrik, kemudian sholat Idul Adha, dan pemotongan hewan qurban yang dilaksanakan pada pagi hari sampai dengan selesai.
Sebelum pelaksanaan sholat Idul Adha, Ketua RW Dusun Ciloagirang Bapak Oleh memberikan sambutan, beliau menyampaikan bahwa merayakan hari raya Idul Adha harus diiringi dengan pelaksanaan ibadah-ibadah sehingga menjadi amal shaleh dengan harapan dapat membawa keberkahan selama kita hidup di dunia.
Kemudian ia menginformasikan bahwa ummat muslim yang melaksanakan ibadah qurban di Dusun Ciloagirang pada tahun 2022 berjumlah 24 orang dengan berupa hewan tiga ekor sapi dan tiga ekor domba.
Selanjutnya, ia menutup sambutannya dengan memohon maaf lahir batin terhadap masyarakat Dusun Ciloagirang atas kesalahan dan kekhilafan baik secara pribadi, atau atas nama keluarga maupun pemerintahan Desa Muktisari.
Kemudian, acara selanjutnya yaitu pelaksanaan sholat Idul Adha yang di pimpin oleh Ustadz Suhatno, S. Pd. dan ditutup dengan acara khutbah. Khutbah yang beliau sampaikan bertemakan tentang "Hakikat Ibadah Qurban".
"Hakikat ibadah qurban itu terdiri dari tiga, yaitu: Pertama, hakikat dari ibadah qurban yaitu menampilkan kebahagiaan atas rahmat Allah SWT. Dengan ibadah qurban kita sebagai ummat manusia dapat merasakan kebahagiaan yaitu dapat menikmati pembagian daging untuk dikonsumsi. Kedua, hakikat dari ibadah qurban yaitu meneladani sifat dari kisah para nabi.
Dalam sejarah para nabi, ibadah qurban terjadi pada Nabi Adam as, yakni Habil dan Qabil sebagai anaknya bersaing mengqurbankan hasil panen berupa tanaman dan hewan yang terbaik untuk memperebutkan hak pernikahan atas saudarinya. Kemudian, ibadah qurban pun terdapat pada kisah Nabi Ibrahim as. yang harus menyembelih anaknya, Ismail as.yang digantikan dengan seekor Ghibas atas perintah Allah SWT.
Disinilah dapat kita teladani terkait kesabaran Nabi Ibrahim as. sebagai ayahnya, kesabaran Nabi Ismail as. sebagai anaknya, dan kesabaran Siti Hajar sebagai ibunya. Terakhir, terdapat pada kisah Nabi Muhammad SAW yang berupa turunnya wahyu QS. Al-Kautsar yang berisi perintah untuk sholat dan berqurban.
Dari ketiga kisah para Nabi tersebut terdapat sifat-sifat terpuji yang patut kita teladani. Ketiga, hakikat dari ibadah qurban adalah menampilkan rasa syukur. Dengan melaksanakan ibadah qurban maka kita telah mengupayakan wujud rasa syukur terhadap Allah SWT." jelas Ustadz Suhatno dengan tenang sebagai khotib dan imam sholat Idul Adha tahun 1443 H.