Lihat ke Halaman Asli

Urgensi Pendidikan Kebencanaan di Indonesia

Diperbarui: 8 November 2024   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan Mitigasi Bencana

Di tengah kondisi geografis Indonesia yang rawan terhadap berbagai bencana alam, upaya untuk mengintegrasikan pendidikan kebencanaan dalam kurikulum merdeka menjadi sebuah langkah strategis untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi situasi darurat dan mengurangi dampak bencana di masa depan. Pendidikan kebencanaan semakin penting terlihat dari data Kemendikbudristek tahun 2019 tercatat 52.902 sekolah berada di wilayah rawan gempa, 54.080 di wilayah rawan banjir, dan 15.597 berada di wilayah rawan longsor di Indonesia.  Sementara itu, berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2022, Provinsi DI Yogyakarta dan Bali memiliki indeks risiko bencana dengan tingkat sedang, yaitu DI Yogyakarta sebesar 119,56 dan Bali sebesar 123,98. Dengan demikian, sekolah merupakan ruang publik dengan tingkat kerentanan tinggi. Oleh karena itu, pemberian materi pendidikan bencana di sekolah dianggap mampu menciptakan suatu komunitas sadar dan tanggap bencana. Mengingat kerawanan bencana di  Indonesia yang tinggi, maka masyarakat  Indonesia harus mendapatkan pendidikan bencana.

Pendidikan kebencanaan pada hakikatnya merupakan salah satu aspek dari kehidupan lingkungan. Konsepsi dari pendidikan kebencanaan merupakan proses pendidikan tentang hubungan manusia dengan alam dan lingkungan binaan, termasuk tata hubungan manusia dengan dinamika alam, pencemaran, alokasi pengurasan sumber daya alam, pelestarian alam, transportasi, dan teknologi perencanaan kota, dan pedesaan. Adapun sasaran pendidikan kebencanaan sesuai dengan yang disampaikan dalam Resolution Belgrad International Conference on Environmental Education dapat diuraikan sebagai berikut : (1) Kesadaran, membantu individu atau kelompok untuk memiliki kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan keseluruhan berikut permasalahan yang terkait; (2) Pengetahuan, membantu individu atau kelompok sosial memiliki pemahaman terhadap lingkungan total, permasalahan yang terkait serta kehadiaran manusia yang menyandang peran dan tanggung jawab penting di dalamnya; (3) Sikap, membantu individu atau kelompok sosial memiliki nilai-nilai sosial, rasa kepedulian yang kuat dengan lingkungannya, serta motivasi untuk berperan aktif dalam upaya perlindungan dan pengembangan lingkungan; (4) Keterampilan, membantu individu atau kelompok sosial mengevaluasi persyaratan-persyaratan lingkungan dengan program pendidikan dari segi ekologi, politik, ekonomi, sosial, estetika, dan pendidikan; dan (5) Peran serta, membantu individu atau kelompok sosial untuk dapat mengembangkan rasa tanggung jawab dan urgensi terhadap suatu permasalahan lingkungan sehingga dapat mengambil tindakan relevan untuk pemecahannya.

Pendidikan kebencanaan tidak hanya dilakukan di lingkungan sekolah, akan tetapi perlu diterapkan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Keluarga berperan penting dalam penyelenggaraan pendidikan bencana di masyarakat. Idealnya, dalam suatu keluarga terdapat orang tua dan anak, dimana orang tua dalam hal ini adalah subjek yang berfungsi memberikan pendidikan bencana kepada anak-anaknya. Dalam konteks bencana, keluarga menjadi fokus inti yang diharapkan dalam upaya peningkatan ketangguhan bencana dan ketahanan terhadap bencana, konsepsi katana menjadi penting dan dapat dikembangkan serta diterapkan sebagai proses yang terus menerus. Keluarga perlu ditingkatkan keselamatan, ketangguhannya dalam menghadapi kemungkinan atau potensi bencana. Peran masyarakat dalam proses penyelenggaraan pendidikan bencana di masyarakat salah satunyaditunjukkan oleh adanya masyarakat yang berperan aktif sebagai penggerak. Kegiatan penunjang yang dapat dilakukan yaitu sosialisasi pendidikan bencana, simulasi bencana, pelatihan kesiapsiagaan bencana, pemetaan partisipatif yang melibatkan masyarakat, melakukan pemantauan dan komunikasi, serta pembentukan radio komunitas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline