Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Sempurna

Diperbarui: 19 Agustus 2024   14:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Matius 19:16-22

"Jika engkau hendak sempurna, juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang-orang miskin."

Apabila kita menginginkan sesuatu, maka kita harus mencari atau bekerja keras untuk mendapatkannya. Kita tidak dapat mengharapkan segala yang kita inginkan datang sendiri begitu saja di hadapan kita tanpa kita berusaha terlebih dahulu. Pemuda kaya dalam Injil Matius 19:16-22 tahu apa yang ia inginkan dalam hidup dan ia bekerja keras untuk mendapatkannya. Ia adalah orang yang memiliki kekayaan besar karena ia bekerja keras untuk mendapatkannya. Pemuda itu bertekad untuk memperoleh hasil yang melimpah oleh sebab itu ia bekerja keras untuk mendapatkannya. Pemuda tersebut juga ingin memiliki hidup kekal, maka ia bertanya kepada Yesus : perbuatan baik apa yang harus dilakukan untuk mendapatkannya. Jawaban Yesus kepada pemuda itu pasti  mengejutkannya dan bahkan mungkin juga mengejutkan kita sekarang ini.  Sebab Yesus mengatakan bahwa untuk memperoleh kehidupan kekal seseorang harus menjual semua miliknya atau kekayaanya. Dengan kata lain menjadi orang yang "tidak memiliki apa-apa" - menyerahkan segalanya dan tidak memiliki apa-apa lalu mengikuti Yesus. Apa yang dikatakan Yesus kepada pemuda itu  juga ditujukan kepada kita. Kita menginginkan  memperoleh kehidupan kekal , maka kita juga harus mengosongkan hati dari semua yang menghalangi diri kita dari segala apa yang ingin Tuhan berikan kepada kita. Kehidupan kekal adalah anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada mereka yang tidak menginginkan apa pun selain mengikuti Yesus dengan setia melaksanakan kehendak-Nya setiap saat.

Perjumpaan Yesus dengan pemuda kaya  tersebut sungguh menginspirasi kita  karena  dengan  hartanya yang begitu banyak, ia tak rela menjual dan berbagi hartanya kepada orang-orang miskin. Karena Ia lebih mementingkan hartanya. Ternyata pemuda tersebut hanya berhenti dakam keinginan belaka,  dan tidak sampai  pada perwujudan nyata. Kita pun seringkali bersikap demikian.

Tuhan Yesus menuntut si pemuda kaya dan juga semua orang untuk mewujudnyatakan imannya dalam sikap dan tindakan nyata, agar kebahagiaan kekal kita alami. Tetapi sering kali kita tidak dapat  memenuhinya. Karena sikap  tak rela melepaskan kelekatan kita pada harta yang dimilikinya. Tidak dapat lepas bebas dari hal-hal keduniawiannya. Iman tidak cukup diungkapkan tetapi harus diwujudkan. Iman tidak hanya berdoa dan pujian tetapi harus diwujud nyatakan dalam perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang beriman sejati harus  mempunyai sikap  peduli terhadap sesama terutama yang lemah, tersingkir dan  menderita.  Juga tidak egois, rela berbagi kepada sesama terutama yang lemah, tersingkir dan menderita. Apakah kita siap melepaskan diri terhadap harta dunia yang menghalangi setiap perjumaan  dengan Tuhan?

Allah Bapa Maha Baik, bantulah  kami untuk mematuhi perintah-Mu, Kami putra-Mu  mohon ajarilah untuk hidup penuh cinta kasih, Mampukan kami untuk berserah diri sepenuhnya kepada-Mu dan mewujud nyatakan iman kami dalam perbuatan sehari-hari terutama kepada sesama kami yang miskin, tersingkir dan menderita. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline