Lihat ke Halaman Asli

YM. Lapu

Penulis Jalanan

Sandal Jepit

Diperbarui: 10 Juli 2024   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.Pribadi

Sandal Jepit


Di tengah jalan berdebu, kulihat sandal jepit,  
Melangkah tanpa arah, menjejak tanah yang sempit.  
Simbol sederhana, rakyat jelata yang gigih,  
Namun tak terdengar, di istana nan megah

Sandal jepit lusuh, menginjak jalan berlubang,  
Seperti janji manis, yang kini kosong dan hilang.  
Mereka berkoar, berjanji langit dan bumi,  
Namun rakyat tetap susah, mengais remah mimpi.

Di meja-meja megah, mereka berpesta ria,  
Sandal jepit hanya tertawa, dalam derita tanpa suara.  
Panggung politik gemerlap, penuh dengan topeng hampa,  
Sandal jepit mencibir, dengan senyum sinis tanpa kata.

Kursi-kursi empuk, mereka duduki dengan bangga,  
Sementara sandal jepit terinjak, oleh janji-janji yang fana.  
Kami terus melangkah, dengan kaki penuh luka,  
Menghadapi kenyataan, yang semakin tak bersahaja.

Angin malam membawa kabar, tentang korupsi yang merajalela,  
Sandal jepit tersenyum kecut, menahan tawa yang gila.  
Mereka sibuk berkampanye, dengan retorika nan palsu,  
Sandal jepit mengingatkan, bahwa rakyat tak sebodoh itu.

Kita terjebak dalam labirin, janji manis yang meleset,  
Sandal jepit tetap setia, menjejak tanah dengan keset.  
Mereka mungkin lupa, bahwa sandal jepit ini saksi,  
Setiap kebohongan mereka, terekam dalam langkah pasti.

Dalam malam yang sunyi, sandal jepit berbisik pelan,  
Mengkritik pemerintah, dalam bahasa yang diam.  
Di bawah langit yang sama, rakyat dan sandal jepit berdoa,  
Semoga keadilan datang, meski harus menunggu lama.

Jakarta 09/07/24
YM.Lapu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline