Lihat ke Halaman Asli

YM. Lapu

Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Mimpi Senja

Diperbarui: 5 Juli 2024   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.Pribadi

Antologi Senja

Di batas cakrawala yang bersemu merah
Senja melukis langit dengan sapuan emas
Awan-awan berarak pelan
Seperti angsa mengarungi danau tenang.

Angin sore membelai lembut
Menyusup di celah dedaunan
Membawa wangi tanah basah
Menyentuh hati dengan bisikan manis

Ombak berdesir di bibir pantai
Menceritakan dongeng purba
Seperti nyanyian merdu dari jauh
Menghanyutkan jiwa dalam nostalgia

Mentari perlahan tenggelam
Menyisakan jejak keperakan di laut
Seperti lukisan tangan dewa
Menghiasi horizon dengan keindahan abadi

Bulan malu-malu mengintip
Menebarkan sinar lembut di malam
Cahayanya memantul di permukaan air
Menggoda malam dengan pesona purnama

Di taman yang tenang dan damai
Bunga-bunga bermekaran diam-diam
Menyebarkan harum yang menenangkan
Seperti puisi cinta yang terbisikkan

Bintang-bintang mulai bermunculan
Berkilauan seperti permata di langit gelap
Menceritakan rahasia kosmos
Dalam bahasa yang hanya bisa dirasa

Malam tiba dengan selimut hitamnya
Membawa kedamaian dan ketenangan
Menawarkan mimpi pada yang terlelap
Dan harapan pada yang berjaga

Di balik senja yang memudar
Ada janji cahaya yang menanti
Menghangatkan hati dengan kehadirannya
Saat fajar kembali berseri di esok hari

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline