Lihat ke Halaman Asli

YM. Lapu

Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Cinta Tak Berbalas

Diperbarui: 24 Juni 2024   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.Pribadi

Dalam senja yang redup, kupeluk sepi, Menyulam kata dalam bayangmu yang sunyi. Cinta yang kutabur di ladang harapan, Tak kunjung bersemi, hilang dalam kesunyian.

Aku merajut mimpi dengan benang asa, Namun kenyataan merapuhkannya tanpa sisa. Hatiku adalah lautan tanpa pantai, Berombak rindu, terhempas di tepi yang kelam.

Seperti bunga mekar di musim kemarau, Harum cintaku sirna, terik dan layu. Setiap senyum yang kau berikan palsu, Seolah angin membelai, tak pernah ragu.

Kata-kata manismu bagai embun pagi, Hilang di terik mentari, menyisakan perih hati. Aku terdampar di pulau kesepian, Merindu belai kasih yang tak pernah sampai.

Resiko mencinta tanpa berbalas, Adalah luka yang tak mudah terhapus. Namun, dalam setiap luka ada pelajaran, Bahwa cinta sejati tak pernah kenal penantian.

Jadi, biarlah aku mencinta dalam bisu, Walau hanya bayangmu yang kudamba, tanpa ragu. Karena cinta yang tulus, meski tanpa jawaban, Adalah anugerah, bukan sekadar impian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline