Lihat ke Halaman Asli

YM. Lapu

Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Sebelum Mati di Ujung Senja

Diperbarui: 6 November 2022   06:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Created By: YM.Lapu

Sebelum Mati Di Ujung Senja


Aku orang gila yang mati di ujung senja
Setelah terbebas dari rumah sakit jiwa Aku berlari ke timur mencari senja. Desau angin yang murung menertawakanku sampai terguling-guling
Awan gelap yang sabar menyuruhku berbalik arah hingga aku tiba di tepian senja

Sudah lama aku tak berbincang dengan senja yang kemerahan dengan sedikit cahaya kuning keemasan,
Aku berpura-pura mencari senja dengan sebatang gulungan tembakau pada bibir hitam legam sebelah kiri sedikit menunduk dan asap putih menari-nari

Senja sedang beradu pandangan dengan malam.
Mereka bercengkrama dan bercerita santai tentang hari yang berlalu,
Belum lagi tanganku meraih senja
sepoi gerimis membawa hawa dingin bagai ribuan jarum menusuk pori-pori dan melumat sum sum.
Aku yang merindukan hangat senja terkapar lemas, napas tersengal, tatapan hampa, kuhembuskan nafas terakhir bersama perginya senja sebelum ia berpamitan.  

Cikarang,04 November 2022
YM.Lapu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline