Lihat ke Halaman Asli

YM. Lapu

Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Mati di Ujung Senja

Diperbarui: 5 November 2022   01:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Created By: YM.Lapu

Mati Di Ujung Senja

Aku bekas orang gila
bagaiman tidak
Aku mencintai kegilaanku pada cinta yang aku tahu bahwa aku akan terluka mencintai jangan takut terluka
mencintai jangan pakai logika
mencintai janganan pakai ideologi
Aku didatangi ambulance malam itu, yah... seingatku sepuluh menit setelah jarum jam bersetubuh

Aku dipaksa masuk, sirine darurat menglengking sepanjang jalan kenangan.
"Kamu gila?" tanya dokter. Aku membisu lalu tersenyum sinis, cuih....

"Yah, saya gila." dokter lulusan luar negeri itu berdecak kagum, "oke."katanya memberikan dua jempol sebesar terong belanda  


Lepaskan dia....
biarkan dia gila, aku suka orang gila yang mengaku gila daripada orang gila mengaku waras  

Aku bekas orang gila
Dibebaskan karena kegilaanku pada cinta yang aku agung-agungkan
Aku berkelana mencari ujung senja tanpa bekal
Setiap pagi minum embun pada dedaunan sebelum lenyap
Memakan sisa-sisa harapan yang sudah basi  
Meminum air mataku sendiri
Tiba di ujung senja kutemukan jasadku membeku dengan seulas senyum sinis

Dasar orang gila, mati saja masih terlihat gila kata pelayat berbisik di telingaku dengan napasnya yang bau alkohol.

Cikarang, Oktober 2022
YM.Lapu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline