Lihat ke Halaman Asli

YM. Lapu

Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Celoteh Warung Kopi

Diperbarui: 22 Agustus 2022   03:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Created By : YM.Lapu

Celoteh Warung Kopi

Sebelum matahari tengelam
Aku bertemu teman lama di sebuah warung kopi, "ayo ngopi" ajakku sambil memesan segelas kopi. 

Biar aku ceritakan padamu"Sejarah kue cucur" celetuknya sambil mengedipkan mata dengan ekspresi genit pada penjaga warung, wanita separuh baya berginju merah merona.


Sesap kopiku di teguknya
Hambr katanya
Yah tak usah manis kalau hanya untuk kau kenang tapi dalam sakit
Manis juga mengundang semut

Kenapa hanya rasa manis yang membuat berkata sadis.
Pahit membuatmu meringis dan protes seakan tak ada rasa lain yang bisa kau kecap.

Biarkan saja kopiku hambar
Sebentar lagi akan kecut karena ciut, kesombongan akan kepahitanya sudah kusumpahi
Biarkan kopi itu hambar
Biarkan saja kopi itu kecut

Aku terdiam
Temanku terdiam
Semut terdiam
Kopipun terdiam kaku
Penjaga warung menatap kami lirih.

YM.lapu 

Bekasi,2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline