Lihat ke Halaman Asli

heru suti

TERVERIFIKASI

Merdeka

Tentang Greatest of All Time

Diperbarui: 17 November 2022   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cristiano Ronaldo (Foto: Getty Images/Emilio Andreoli via sport.detik.com)

Setelah wawancara kontroversialnya dengan Piers Morgan, Cristiano Ronaldo mendapat banyak kritikan dan bahkan cacian. Meskipun begitu, beberapa juga membelanya dan dapat memaklumi alasan kenapa sampai muncul wawancara tersebut.

Pertanyaan yang sering muncul adalah masih pantaskah ia disebut GOAT, Greatest of All Time? Satu diperdebatan yang tak ada ujung membanding-bandingkannya dengan Lionel Messi, tentang siapa yang lebih pantas disebut GOAT tadi?

Dengan prestasi yang sudah dirah, banyak pendapat yang mengatakan bahwa keduanya pantas. Mereka sudah bisa dikatakan legenda, bisa disejajarkan dengan legenda dari masa yang lebih lama macam Maradona ataupun Pele.

Ya, orang kan sukanya begitu, membanding-bandingkan...

Kalo di sepak bola ada persaingan sengit Lionel Messi vs Cristiano Ronaldo selama satu dekade terakhir, maka di dunia tenis ada "Tiba-Tiba Tenis" persaingan segitiga antara Roger Federer, Rafel Nadal dan Novak Djokovic.

Dua dekade terakhir, final Grand Slam selalu dipenuhi oleh nama mereka bertiga. Sampai saat ini, Nadal sudah 22 kali juara turnamen Grand Slam, Djokovic 21 kali sedangkan Federer 20 kali. Mereka bertiga adalah peraih juara Grand Slam terbanyak sepanjang masa.

Saat ini Federer sudah pensiun, sementara Nadal dan Djokovic masih aktif.

Novak Djokovic tahun ini absen dari dua turnamen Grand Slam: Australia Open dan US Open dengan alasan yang agak ganjil: tidak mau divaksin.

Ya, Djokovic tidak boleh ikut Australia dan US Open tahun ini karena memilih ngeyel mempertahankan sikapnya. Weh ini apalagi, GOAT kok suka ngeyel?

Mas Djoko memang tidak mau divaksinasi. Menurut Mas Djoko, menentukan mau tidaknya divaksin adalah kebebasan pribadi yang tidak bisa diintervensi siapapun termasuk negara. Meski konsekuensinya adalah masalah saat ia menjalani profesinya, dia memilih untuk tetap mempertahankan kekeraskepalaannya itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline