Pada suatu sore yang cerah, tiada tampak bintang di langit karena memang belum malam dan langit belum gelap. Saya duduk sendiri di teras rumah memandangi layar ponsel menyaksikan video pendek silih berganti di Instagram.
Angin berhembus pelan. Kang Yitno lalu terlihat melintas dengan sepeda model lawasnya, dengan siulan falesnya.
"Kang.." saya menyapa dengan suara agak keras.
"Woy.., bentar.." Kang Yitno menjawab sambil terus mengayuh sepedanya pelan.
Beberapa menit kemudian Kang Yitno kembali muncul. Kali ini ia memasuki halaman rumah dan memarkirkan sepedanya lalu melangkah mendekati tempat saya duduk.
"Dari mana kang kok bablas saja tadi..?"
"Beli tembakau.." jawabnya sambil mengeluarkan seplastik kecil tembakau, papir dan pelengkap lainnya.
"Kopi pahit, bro..." sambungnya sambil mulai meracik dan melinting rokoknya.
"Ha kok kayak di warung, datang-datang pesan kopi..." saya pura-pura kesal.
"Lha gak mau bikinin ya gak papa.., lha wong kopi saja kok..." Kang Yitno masih sambil melinting rokok.