Lihat ke Halaman Asli

heru suti

TERVERIFIKASI

Merdeka

Kalah dari Yordania, Timnas Masih Harus Kerja Keras

Diperbarui: 12 Juni 2022   07:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelatih timnas sepakbola, Shin Tae-yong (Gambar: bola.tempo.co)

Timnas day kali ini agak sedikit berbeda dari yang biasanya, main jam dua malam sudah macam Liga Champions saja. Dan buat kita tentu, ini lebih menegangkan dari Final Liga Champions.

Indonesia vs Yordania, kualifikasi Piala Asia 2023 skor akhir 0-1 untuk kemenangan Yordania lewat gol tunggal Yazan Al Naimat pada menit ke-49. Kalah euy...

Level permainan timnas sebenarnya relatif sama dengan apa yang ditampilkan saat melawan Kuwait. Sama-sama juga kecolongan sebuah gol juga, bedanya saat lawan Kuwait timnas mampu mencetak dua gol, lebih bisa mengoptimalkan peluang yang dimiliki. Ya, kamu kebobolan satu gol tapi bisa mencetak dua gol, you still win the game, begitu kalau kata Coach Justin.

Yordania langsung tancap gas di awal babak pertama. Pendukung Indonesia sudah harus degdegan sejak dini, dikurung dan terus dipress. Namun seiring waktu timnas sebenarnya sudah mulai enjoy dengan permainan dan beberapa kali mampu melancarkan serangan ke gawang Yordania. Di akhir babak pertama Indonesia lebih gencar melakukan serangan yang berbuah tendangan sudut maupun lemparan kedalam ala Pratama Arhan yang merepotkan barisan pertahanan Yordania.

Babak kedua sebenarnya Yordania seperti sedikit menurunkan tempo, membiarkan Indonesia sedikit berkembang. Yang hal tersebut justru efektif karena berawal dari sebuah bola panjang dari tengah lapangan, saat konsentrasi pertahanan Indonesia tidak dalam fokus yang penuh, umpan tersebut tiba-tiba mencapai sisi kiri pertahanan Indonesia dan sudah begitu dekat dengan Nadeo. Sebuah end passing dan eksekusi dingin dari Yazan mampu merubah skor.

Secara keseluruhan bisa dibilang para pemain timnas bermain tidak buruk. Sayangnya, hanya Nadeo saja yang bermain istimewa malam ini. Kelas permainan Yordania ada sedikit di atas kita jadi perlu cara bermain yang istimewa untuk bisa memenangkan pertandingan.

Nadeo malam tadi menunjukkan keistimewaan tersebut, beberapa kali dia melakukan penyelamatan yang membuat gawang Indonesia tidak bobol terlalu banyak. Bahkan satu penalti dia tepis, maka pantaslah kalau semalam dia kita nobatkan sebagai pemain terbaik di timnas.

Yah, kiper menjadi pemain terbaik tentu bukan hal bagus bagi sebuah tim karena itu artinya tim anda pasti diserang terus, dan serangan-serangan tersebut sering tidak mampu diantisipasi dengan baik oleh para pemain bertahan sehingga kiper menjadi pemain yang paling sibuk dan paling berjasa sehingga menjadi pemain terbaik. Walaupun sebenarnya saat melawan Yordania juga sudah terprediksi bahwa penguasaan permainan akan lebih banyak dipegang Yordania.

Di lapangan tengah Marc Klok masih konsisten menjadi pemain yang berkontribusi besar baik dalam bertahan dan sesekali dalam penyerangan. Pemain bertahan Elkan Baggott beberapa kali juga mampu melepaskan umpan jauh yang cukup lumayan dalam mengawali serangan.

Pratama Arhan beberapa kali juga mampu merepotkan pertahanan Yordania. Senjata Arhan berupa lemparan kedalam sering kali menghasilkan peluang berbahaya di depan gawang Yordania. Di babak kedua pelatih Yordania menginstruksikan pemainnya untuk mengganggu lemparan Arhan. Sayangnya di akhir babak kedua Arhan harus digantikan oleh Dewangga karena cedera.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline