Lihat ke Halaman Asli

Menyatukan Persepsi Antara Cita-cita Orang Tua dan Anak

Diperbarui: 31 Mei 2017   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memasuki masa remaja akhir (tingkat akhir masa SMA), adalah masa tersulit yang harus dilalui remaja. Pada masa ini tugas perkembangan remaja haruslah sudah bisa merancang visi dan misi masa depan. Remaja pada masa ini sudah harus bisa mengambil keputusan  tentang karirnya, antara melanjutkan study, bekerja, maupun pilihan lain.  Pada masa ini remaja lebih sering mengalami stress, terutama ketika meghadapi tuntutan orang tua yang terlalu tinggi terhadap keberhasilan akademiknya. Persepsi remaja terhadap tuntutan orang tua ini tidaklah sama. Sebagian remaja bisa menjadikannya sebagai motivasi untuk meraih cita-cita, sedangkan yang lain menerimanya sebagai tuntutan yang tidak realistis.

Berbicara tentang cita-cita, seringkali terjadi ketidaksamaan antara keinginan orang tua dan anak. Hal ini disebabkan karena pengetahuan yang berbeda antara anak dan orang tua tentang sebuah karir masa depan.  Atau bisa juga karena perbedaan persepsi dalam memandang sebuah karir. Perbedaan pengetahuan  dapat terselesaikan seiring dengan banyaknya informasi yang diberikan, dan ini relatif lebih mudah diatasi. Sedangkan perbedaan persepsi lebih sering muncul karena mindset yang berbeda.  Dan perbedaan persepsi ini jika tidak segera diluruskan akan memicu munculnya konflik antara orang tua dan anak. Dan biasanya keputusan yang terambil dalam situasi seperti ini adalah keputusan yang dipaksakan.  Akibatnya bisa jadi  masing-masing antara orang tua dan anak akan menjadi  “korban”,  mereka sama-sama tidak bisa merasa enjoy.

Kedekatan dan keharmonisan  hubungan antara orang tua dan anak sangat  menentukan terwujudnya penyatuan persepsi, mereka akan saling terbuka sehingga anak dan orang tua saling memahami mindset masing-masing, bahkan akan seperti sahabat. Dengan demikian persepsi anak dan orang tua tentang sebuah cita-cita akan seiring dan sejalan sejak awal. Maka dari itu penting sekali membangun kedekatan dan keterbukaan antara orang tua dan anak sejak awal.

Lantas, bagaimana agar cita-cita remaja tidak berseberangan dengan keinginan orang tua. Beberapa hal yang harus diperhatikan  sebelum memutuskan pilihan karir adalah :

  • Komunikasikan kemampuan akademik secara spesifik kepada orang tua, agar orang tua tidak berharap lebih di luar kemampuan anaknya.
  • Kenali kemampuan ekonomi orang tua, sehingga bisa memilih pilihan kuliah sesuai dengan kemampuan ekonomi orang tua.
  • Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang prospek masing-masing karir termasuk apa saja yang harus disiapkan untuk mencapai karir tersebut, dan sampaikan kepada orang tua sejak awal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline