Lihat ke Halaman Asli

Membantah JIL dengan Tengkleng Kambing

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu di antara sekian hembusan dari Jaringan Islam Liberal (JIL), adalah adanya anggapan bahwa Islam terdiri dari kulit dan isi. Anggapan ini digunakan secara efektif untuk mematahkan berbagai hal, terutama untuk membuat manusia berpaling dari sebagian ajaran Islam yang terkesan remeh dan dianggap sebagai "kulit", seperti anjuran memanjangkan jenggot, memotong celana hingga mata kaki, memberi hadiah pada sesama, sampai-sampai kewajiban shalat dan puasa pun dianggap kulit. Adapun mereka menyerukan untuk mengamalkan, yang mereka sebut dengan, inti ajaran Islam sebenarnya, yaitu kasih sayang, toleransi antar umat beragama, perdamaian, dan sebagainya. Bahkan tengkleng kambing pun bisa mematahkan argumen ini. Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, "Wahai wanita muslimah, janganlah kalian menganggap remeh dalam memberi hadiah kepada tetangga, walau berupa firsina syaatin (tengkleng kambing -jw)" [HR. Bukhari dan Muslim] Syaikh Salim bin 'Ied Al Hilaly hafizhahullah berkomentar, bahwa hadits ini meniadakan sikap meremehkan perkara ma'ruf, dan merupakan bantahan telak bagi sebagian orang yang beranggapan bahwa dalam agama ini, terdapat kulit dan isi. [Bahjatun Nazhirin I/205] Apabila memang dalam agama ini terdapat kulit dan isi, niscaya Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam tentu tidak akan bersusah payah menganjurkan berbagai hal "remeh" seperti bershadaqah kepada tetangga walau hanya dengan tengkleng kambing (secuil daging yang berasal dari kuku kambing), demikian pula dengan amalan "remeh" lainnya, seperti larangan membelakangi kiblat ketika buang air, anjuran memotong kuku, dan amalan kecil lainnya. Sudah saatnya kita berhenti memilah-milah ajaran Islam, berhenti membagi-bagi ajaran menjadi kulit dan isi, kemudian mengamalkan seluruh anjuran dalam Al Qur'an dan Sunnah. Tentunya sesuai dengan kemampuan kita, dan memulainya dari hal-hal yang wajib terlebih dahulu. Wallahu a'lam bis showab.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline