Lihat ke Halaman Asli

Lapangnya Hatimu dan Renyahnya Tawamu

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sekedarku ungkapkan bahasa tentang cinta
bukan lemah ku tinggalkan sisa sisa cinta yang bergelindangan begitu saja
bukan tak mengakui atau mengabaikan tentang hak cinta
yang semestinya harus dijalani

tapi disini memulai untuk tegar
biarlah cinta mengalir apa maunya
meski rasa bertolak belakang
yakin akan ada jalan indah pada waktunya

tepat waktu itu aku bisikan syarat cinta
mengeluarkan segala asa dan damai disisinya
mengeluarkan airmata dalam bahagia
semuanya akan jadi pelajaran untuk tetep tegar dalam emas putih

mendatangkan irama melodi melow
teriak menenangkan kebijakan dalam hati
kini terkisah sebuah cerita
bahwa kau dan aku pernah berkisah

cinta itu anugrah ku syukuri adanya cinta
tapi aku tidak akan memaksa cinta
mencari yang ridho dalam hal cinta dan menyayangiku
merasakan syahdunya merdu belaian asmara

terimaksih cintaaaaaa ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline