Di tengah hiruk pikuk kehidupan desa, Desa Glanggang, Kecamatan Pakisaji, dihiasi dengan lantunan musik tradisional dan gerakan tubuh yang lincah. Sejak pertengahan bulan September, suasana desa ini terasa berbeda. Sekelompok anak-anak dari Karangtengah, dengan semangat yang membara, mengikuti pelatihan tari tradisional yang diselenggarakan oleh mahasiswa KKN. Program ini merupakan bagian dari rangkaian acara perpisahan mahasiswa KKN yang akan digelar pada akhir bulan November, sebuah momen yang sarat makna bagi mereka yang akan meninggalkan Desa ini.
Pelatihan yang diadakan setiap minggu sekali ini bukan sekadar kegiatan rutin belaka. Program ini merupakan perwujudan dari keinginan mahasiswa KKN untuk meninggalkan jejak positif di Desa Glanggang. Mereka ingin menorehkan kenangan indah dan bermanfaat bagi masyarakat desa, khususnya bagi anak-anak yang penuh dengan semangat dan rasa ingin tahu.
Tujuan utama pelatihan ini adalah untuk menampilkan pertunjukan tari pada akhir bulan November. Pertunjukan ini akan menjadi bagian dari acara perpisahan mahasiswa KKN, sebuah momen yang penuh haru dan kebahagiaan. Anak-anak dengan antusias mengikuti pelatihan setiap minggu, menyerap setiap gerakan dan irama yang diajarkan oleh para pelatih. Mereka dengan tekun menirukan setiap langkah, bersemangat untuk menampilkan yang terbaik di atas panggung.
Namun, pelatihan ini tidak hanya fokus pada satu jenis tari. Anak-anak diajarkan berbagai macam tari dari berbagai daerah, sebuah upaya untuk memperkenalkan kekayaan budaya Nusantara kepada generasi muda. Tidak hanya Tari Aru Pare dari Sumba, yang dikenal dengan gerakannya yang energik dan penuh makna, anak-anak juga diajari Tari Manggarai dari Nusa Tenggara Timur, yang sarat dengan filosofi dan nilai-nilai luhur. Mereka juga belajar Tari Kalimantan yang penuh dengan gerakan dinamis dan kekuatan, serta Tari Jawa yang anggun dan penuh kelembutan.
Para pelatih, mahasiswa KKN yang memiliki latar belakang seni tari, dengan sabar dan penuh semangat membimbing anak-anak. Mereka tidak hanya mengajarkan gerakan tari, tetapi juga berbagi cerita dan makna yang terkandung di balik setiap gerakan. Mereka ingin anak-anak tidak hanya belajar menari, tetapi juga memahami budaya yang terkandung di balik setiap tarian, menyerap nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Anak-anak dengan semangat menirukan gerakan-gerakan yang diajarkan. Meskipun terkadang mereka merasa kesulitan, mereka tidak pernah menyerah. Mereka saling membantu, saling menyemangati, dan belajar bekerja sama. Mereka menyadari bahwa pelatihan ini bukan hanya tentang belajar menari, tetapi juga tentang membangun persaudaraan dan mempererat hubungan antar warga desa.
"Awalnya saya merasa canggung, tapi lama-lama saya jadi senang," ungkap salah satu peserta pelatihan. "Saya jadi tahu banyak tentang tarian dari berbagai daerah. Saya juga belajar untuk bekerja sama dengan teman-teman."
Suasana pelatihan dipenuhi dengan keceriaan dan semangat. Anak-anak dengan penuh antusias menirukan gerakan-gerakan yang diajarkan oleh para pelatih. Mereka belajar dengan tekun, menyerap setiap detail gerakan dan irama. Mereka juga belajar untuk menghargai budaya yang berbeda, menghargai nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap tarian.
Melalui pelatihan ini, mahasiswa KKN ingin menumbuhkan rasa cinta dan apresiasi terhadap budaya. Mereka berharap anak-anak terinspirasi untuk terus belajar dan mencintai budaya, menjaga warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Mereka ingin anak-anak memahami bahwa budaya adalah sesuatu yang indah dan patut dijaga, sebuah aset yang harus diwariskan kepada generasi selanjutnya.
"Kami ingin anak-anak tidak hanya belajar menari, tetapi juga memahami budaya yang terkandung di balik setiap tarian," ujar salah satu mahasiswa KKN. "Melalui pelatihan ini, kami berharap dapat menumbuhkan rasa cinta dan apresiasi terhadap budaya Indonesia."