Lihat ke Halaman Asli

Hikmah Mati Lampu 20 Desember 2010

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jujur, mati lampu membuat saya berpikir secara jernih. Saya pun jadi berpikir tentang alam jagad raya ini beberapa tahun ke depan, di mana sumber energi satu-satunya lelah bersinar. Tidak ada warna-warni, semua tampak pekat dalam pandangan. Ah, tidak perlu berfikir tentang hari esok yang tak jelas dalam gambaran kepala. Cukup lihat apa yang terjadi di depan mata. Masyarakat lebih banyak bersosilisasi dengan sekitar ketuka listrik padam di malam hari. Hiburan yang selama ini berkutat pada layar monitor kotak harus terganti dengan obrolan ringan seputar kehidupan. Semula hanya berbicara tentang permainan bola berlanjut menjadi service istri di rumah, lalu beralih tentang pekerjaan di kantor hingga merambat menjadi obrolan dengan komposisi agak berat seperti mengkritik cara kerja instasi pemerintah bahkan berlanjut ke pembahasan berbau politik. Mereka  tidak merasa enggan bercengkrama dengan pembicaraan ngalor-ngidul berjam-jam dengan masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Ternyata massih ada baiknya PT PLN ranting Pangkalan Bun memadamkan aliran listrik lebih dari 12 jam, yaitu membuat masyarakat Pangkalan Bun menjadi pandai dan peka terhadap hal-hal yang bersifat substansial. Tanpa kita sadari, dampak dari perubahan zaman cenderung menginduvidualiskan masyarakat. Hal ini jelas sangat bertentangan dengan karakter bangsa Indonesia, karena seingat saya dalam pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) kelas IV, satu ciri bangsa Indonesia selain ramah adalah sifatnya yang selalu menjunjung azas kekeluargaan yang terlahir dari prilaku dan kebiasaan tolong-menolong dan suka bergotong royong. Seperti Pribahasa lama yang mengatakaan, berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing. Jelas, hikmah dari mati lampu kemarin (20/12) membuahkan saya pemikiran kalau bangsa ini telah lama kehilangan jati dirinya. Semoga dengan pelajaran kemarin, bukan hanya saya saja yang terbuka pikirannya tentang gambaran bangsa Indonesia hari ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline