Sumba Barat Daya- Stunting masih menjadi momok yang dihadapi oleh penduduk Indonesia di daerah terpencil dimana tidak adanya akses fasilitas Kesehatan yang memadai dari daerah tersebut. Kabupaten Sumba Barat Daya adalah salah satu daerah yang masih memiliki banyak kasus stunting. Hal ini yang juga menjadi perhatian dari pihak KODIM 1629/SBD, tentang bagaimana melakukan pembangunan Non-Fisik di bidang Kesehatan, setelah sebelumnya melakukan kegiatan pembangunan di bidang ketahanan pangan.
KODIM 1629/SBD bersinergi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat Daya dalam mengatasi permasalahan tersebut melalui penyuluhan yang diadakan di Kantor Desa Watu Wona, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya. Perwira Seksi Teritorial (Pasiter) Kodim 1629/SBD, Letnan Dua (Inf) Johanis Andarias Tahik mendampingi langsung acara tersebut. Dalam sambutannya dirinya mengatakan bahwa kesehatan anak adalah suatu hal paling penting dalam pembangunan Sumba Barat Daya, dan anak-anak yang lahir saat ini adalah masa depan bangsa, sehingga masalah stunting ini menjadi faktor yang tidak luput dari perhatian Kodim 1629/SBD.
Bidan Magdalena Koni, A.Md. Kep sebagai seorang pemateri yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat Daya dengan gigih memberi penyuluhan kepada lebih dari 30 keluarga di Desa Watu Wona terkait bagaimana merencanakan kehamilan guna menekan angka kelahiran di Desa Watu Wona, karena masih banyak keluarga yang kurang memahami soal perencanaan kehamilan.
Koni menyampaikan bahwa kendala yang harus menjadi perhatian bersama adalah kebutuhan air bersih yang sangat sekali minim di Desa Watu Wona, karena ibu hamil harus menerima asupan air bersih yang cukup, namun kenyataan yang terjadi di desa Watu Wona adalah ketersediaan air bersih yang masih sangat kurang, maka dari itu diperlukan sinergitas dengan pihak-pihak terkait untuk mengatasi kesulitan air bersih di desa Watu Wona. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat Daya dalam hal ini sudah melakukan Pemberian Makanan Tambahan untuk seluruh kecamatan termasuk kecamatan Kodi, yang dialokasikan dari dana desa.
Kerjasama dengan pihak KODIM 1629/SBD juga sudah sering dilaksanakan yaitu dengan memberikan bubuk daun kelor bersamaan dengan bubuk PMT. Koni berharap bahwa kegiatan sinergitas yang dilakukan bersama dengan pihak KODIM 1629/SBD akan terus berlangsung, karena langkah-langkah yang dilakukan bersama akan memberikan dampak baik pada pertumbuhan generasi muda bangsa Indonesia.
Dirinya juga mengatakan bahwa masalah stunting adalah permasalahan yang sangat konflik sehingga Dinas Kesehatan melakukan konvergensi dengan OPD terkait, KODIM 1629/SBD hingga inspektorat jenderal. Lebih lanjut lagi dirinya menjelaskan bahwa masih banyak warga desa Watu Wona, Kecamatan Kodi yang kurang memahami konsep stunting yang saat ini menjadi momok. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa masih banyak kasus pernikahan dini di Kecamatan Kodi, serta masih banyak yang menganggap bahwa banyak anak, banyak rezeki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H