Lihat ke Halaman Asli

Hari Buruh, di Mana Kepedulian Negara...???

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari buruh atau may day merupakan peringatan hari besar bagi pekerja di dunia, sebagian negara malah menjadikan hari buruh ini sebagai hari libur nasional, gimana dengan Indonesia, tanyakan aja langsung ke akun twitter Presiden SBY mengapa hari buruh dianggap hari biasa saja. Peringatan hari buruh seringkali menjadi gerbang bagi buruh menyuarakan isi hati demi pencapaian kesejahteraan buruh yang dianggap masih jauh dari sekedar kesejahteraan rakyat Indonesia.

Cita-cita buruh patut kita acungi jempol, ditengah iklim kapitalis yang menggerogoti iklim industri kita dan keberpihakan negara lebih menguntungkan pengusaha tidak menyurutkan kaum buruh untuk menyuarakan cita-cita mereka. Uniknya, SBY malah berkunjung ke Surabaya dalam agenda temu buruh juga dan malah di depan Istana Negara Buruh berdemo meminta sang Presiden untuk sekedar mendengar suara mereka yang terus terabaikan.

Namun SBY tetap melihat hari buruh sebagai hari penting, buktinya kicauan selamat hari buruh sempat Pak Beye tweet di akun twitternya, walaupun tidak ada sebuah kebijakan baru yang menguntungkan kaum buruh akhir-akhir ini. Bayangkan, upah buruh kita dibawah 2 juta masih jauh dibanding dengan negara-negara ASEAN lainnya, Thailand saja menghargai buruh sampai antara 2,1 juta sampai 2,8 juta, Malaysia 2, 4 juta dan tertinggi di Filipina 3 juta.

Negara masih terjebak dalam iklim kapitalisme yang lebih menguntungkan pemodal, apalagi sebagian besar pemodal besar berasal dari luar Indonesia, seharusnya sebagai negara besar kita lebih membela kaum buruh dengan peningkatan kesejahteraan buruh. Dimana diharapakan dengan Meningkatnya kualitas hidup buruh, secara konstitusional adalah tanggung jawab negara, dengan peningkatan infrastruktur bisnis dan iklim birokrasi yang efisien, sehingga pengusaha pun dapat meningkatkan keuntungannya.

Berbagai tuntutan buruh terus berkicau, misalnya Pemberlakuan jaminan kesehatan tanpa kecuali, termasuk bagi tenaga outsourcing. Ini juga masih menjadi persoalan rumit dimana pemerintah masih setengah hati menyelesaikan persoalan jaminan kesehatan buruh, belum lagi persoalan penghapusan tenaga kerja outsourcing, dimana tenaga kerja outsourcing menimbulkan ketidakpastian bagi tenaga kerja.

Siapapun pemimpin Indonesia, persoalan buruh ini tetap tidak dapat terselesaikan. Partai-partai oposan malah memamfaatkan isu buruh ini untuk meraup suara di Pemilu 2014, berbagai kritikan partai-partai oposan di hari may day sangat bertendensius karena berbenturan dengan kebijakan pemerintah sekarang. Pertanyaannya, apakah saat sang partai oposan ini berkuasa, kesejahteraan buruh akan meningkat?. Jawabannya hanya buruh yang dapat merasakannya, kita hanya dapat mendorong agar isu kesejahteraan buruh menjadi salah satu isu nasional sebagai bentuk kepedulian negara terhadap nasib pekerjanya... Selamat Hari Buruh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline