Lihat ke Halaman Asli

Yetti Rochadiningsih

Analis Kebijakan Ahli Muda

Pandemi Covid-19 Melahirkan "Ide Gila" Anak Bangsa

Diperbarui: 15 November 2020   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kemenristek/BRIN

Ibarat seorang pertapa, semakin lama dia bertapa di dalam gua maka semakin tinggi ilmu kanuragannya. Demikian pula saat Pandemi Covid 19 melanda. 

Ketika pertama kali Pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) hampir seluruh penduduk di Indonesia tidak dapat bepergian alias di rumah saja untuk jangka waktu yang cukup lama. Dalam setiap kebosanan biasanya ada saja kreatifitas tercipta untuk menghilangkan rasa bosan. Nah mungkin karena hal inilah anak bangsa di tanah air tercinta mengeluarkan ide-ide gila mereka.

Industri 4.0 telah berada dalam gengaman, kini kemajuan teknologi segalanya menggunakan otomatisasi dan internet of things. Bukan hanya di bidang perdagangan, expedisi, kesehatan, bahkan penyelenggaraan pameran yang biasanya dilakukan dengan mengunjungi suatu tempat untuk melihat-lihat sekarang dapat di lakukan secara virtual.

Inovasi Indonesia Expo yang dulu dikenal dengan RITECH EXPO merupakan acara tahunan pameran riset dan teknologi yang diikuti berbagai Lembaga penelitian dan industri. Tahun ini Inovasi Indonesia Expo 2020 kembali hadir namun dengan konsep yang amat sangat berbeda. Pameran riset inovasi teknologi terbesar di Indonesia ini tampil di tengah pandemi covid-19. Seluruh kegiatan berjalan secara virtual termasuk pameran inovasi anak bangsa.

Ini gila, para Digitalpreneur yang kebanyakan berusia muda bangkit mengeliat dengan ide-ide gila mereka dan membuat terobosan yang sebelumnya tidak terfikirkan. Salah satu contohnya adalah membuat pameran riset dan teknologi di tengah pandemic covid 19. 

Gambaran yang saya tau selama ini, jika hendak mengunjungi pameran paling tidak kita harus merogoh kocek ekstra, setelah selesai kaki mesti pegel-pegel, di tambah ini masa pandemik harus siap dengan segala keribetan protokol kesehatan (rapid test, cek suhu dan pake masker).

Jadi, syarat untuk mengunjungi Inovasi Indonesia Expo yang di selenggarakan pada tanggal pada 10-13 November 2020 itu tidak perlu membayar alias free, kita cukup diminta mendaftar pada linkinovasiindonesiaexpo.id kemudian kita dapat menjelajahi pameran riset dan teknologi terbesar di Indonesia secara virtual, seluruh rangkaian kegiatan dalam pameran ini benar-benar tidak ada kontak fisik, sehingga bisa dipastikan pengunjung aman dan kesehatan tetap terjaga. Bayangkan pandemik covid 19 yang awalnya begitu menakutkan kini sudah tidak lagi menakutkan, kita dapat hidup berdampingan.

Dengan ide menyelenggarakan Inovasi Indonesia Expo secara virtual semacam ini justru menghadirkan nuansa baru, tentu saja hal ini tak luput dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Tapi menurut saya ini hebat. Kita dapat menyaksikan ratusan inovasi karya anak bangsa secara virtual tour ke beberapa laboratorium dan fasilitas penelitian terbaru. Sebetulnya tujuan dari pameran ini adalah mendorong hilirisasi riset dan inovasi untuk meningkatkan kemajuan dan kemandirian bangsa.

Namun secanggih apapun teknologi kekurangan tetap ada, karena kesempurnaan hanya milik sang pencipta. Jadi kegiatan yang bersifat Internet of Things hanya mengacu pada benda yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis Internet. Jika dalam pameran ini ada hasil-hasil penelitian anak bangsa dalam wujud seperti contohnya robot, motor, mobil dan kapal terbang, otomatis kita hanya dapat melihat tidak dapat meraba apalagi memegang.

Berbeda halnya dengan pameran terdahulu, dimana pengunjung datang berbondong-bondong ke lokasi pameran. Dengan datang langsung biasanya beberapa stand memberikan doorprize atau goody bag kepada pengunjung yang beruntung, selain itu banyak pula disajikan makanan dan minuman sehat hasil riset dari perguruan tinggi dan litbang pemerintah, kita sebagai pengunjung dapat langsung mencobanya, namun dengan virtual pameran kita tidak bisa merasakan sensasi seperti itu lagi. Kita hanya bisa melihat dan mendengarkan deskripsi pembuatan makanan dan minuman tersebut secara audio visual. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline